Sabtu, 29 Oktober 2022

Closing Ceremony Belajar Menulis @27

Closing Ceremony Kelas Belajar Menulis Gelombang 27
Tidak terasa sampai pula di acara penutupan Pelatihan Belajar Menulis Angkatan 27. Tema malam ini yaitu Mewujudkan Indonesia Maju Bersama Penggiat Literasi. 

Akhirnya acara pun dimulai dengan tayangan video opening. Acara ini dipimpin oleh dua MC hebat, Pak Ahmad Fatch dan Bu Tuti Dede. 
Para MC membuka acara dengan memberikan susunan acara terlebih dahulu. Setelah pembukaan, Pak Madeni membacakan ayat suci Al-Quran dengan penuh hikmat. 
Acara utama sampai kepada sambutan-sambutan. 
Sambutan pertama disampaikan oleh Pak Catur yang mewakili Ketua Pengurus Besar PGRI. Beliau menyampaikan sambutan di tengah perjalanan ke Jakarta. Berbagai motivasi berharga beliau sampaikan kepada para peserta. 

Sebelum dilanjutkan ke Sambutan kedua, ada persembahan pantun dari Bu Asneli. 
Tahukah kalian beliau ini piawai membuat pantun, bisa dilihat di blog beliau berikut ini https://menulisbukucom.blogspot.com/

Dilanjutkan dengan Sambutan kedua dari Founder Kelas Belajar Menulis, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., yang akrab disapa Om Jay. 
Beliau menyampaikan sambutan dengan cara yang unik. Sungguh menginspirasi. Sebagai hadiah untuk beliau. Bu Astukah menampilkan Puisi tentang Om Jay setelah sambutan. 

Selepas puisi dari Bu Astukah, dilanjutkan Sambutan ketiga dari perwakilan Narasumber oleh Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. yang akrab disapa Bu Kanjeng. 
Beliau memotivasi kami untuk melanjutkan perjuangan sampai membuat buku solo dan banyak buku antologi. Akhir kelas belajar menulis ini bukan akhir dalam belajar. Bahkan harus dijadikan awal untuk terus menulis.

Sebelum lanjut ke sambutan berikutnya ada penampilan puisi dari Bu Fitria dan Pak Makripuddin atau yang akrab disapa Pak Arif. Sang host yang sangat mendukung jalannya acara. Tahukah kalian Pak Arif ini, berperan besar dalam acara closing ini. Di tengah aktivitas dan kesibukan beliau, masih menyempatkan untuk membuat tampilan video yang menarik. Sebagai ketua panitia, saya pun merasa berterima kasih. 
Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan moderator oleh Bu Helwiyah. 
Beliau menyampaikan pengalaman beliau bergabung dengan kelas belajar menulis. Beliau juga terus memotivasi para peserta untuk terus berjuang dalam menulis. 

Untuk semakin memeriahkan acara closing ceremony ini, suatu kehormatan bagi kami menampilkan puisi dari dua Mentor hebat yaitu Bu Mutmainah (Bu Emut) dan Bu Widya. 


Dua mentor ini menyampaikan puisi tentang Tragedi Kanjuruhan, Arema Malang. Puisi yang menyayat hati, saya pun merinding dan terharu mendengarnya. 

Terakhir sambutan dari saya sendiri sebagai ketua panitia closing ceremony kelas belajar menulis gelombang 27. Saya membagikan cerita awal bisa bergabung. 
Awal mula bergabung kelas belajar menulis ini seperti sebuah takdir. Seolah diarahkan secara tidak sengaja. Awalnya dikira seperti pelatihan yang pernah diikuti mendapatkan materi sudah selesai tidak kelanjutannya. Ternyata kelas belajar menulis ini berbeda. Pelatihan ini berkelanjutan. Sebenarnya kalau ditanya bagaimana sampai saya mengumpulkan resume dan menjadi F1 menjadi sebuah ketidaksengajaan. Karena sudah terasa larut malam, jadi sedini mungkin membuat resume dan mengirimkan tautannya di grup supaya selesai. Hari ke hari mengikuti malah menjadi sebuah tantangan, sampai akhirnya di pertengahan sedikit tumbang, namun tetap berusaha untuk mengerjakan resume di tengah kondisi yang lemah. Sampai akhirnya di acara closing ini. Mungkin saya adalah ketua kelas terpasif hingga kelas belajar gelombang ini. Namun inilah saya apa adanya. Semoga dengan kekurangan ini, tidak menutupi hasrat diri yang ingin maju dan berusaha menulis. 

Sebelum acara berakhir Pak Bryan, perwakilan dari Tim Solid memberikan arahan tentang syarat kelulusan kelas belajar menulis. 
Beliau menyampaikan kembali bahwa selain kumpulan resume minimal 20 di blog. Para peserta wajib memiliki buku solo. 
Alhamdulillah resume saya pun sudah memenuhi syarat, hanya saja tantangan buku solo ini begitu berat terasa. Tapi atas dukungan dari mentor saya Bu Widya. Malam ini saya kirimkan semua resume yang dibuat dalam bentuk word. Beliau pun berkenan memeriksa selepas mengedit buku lain yang sedang digarap. 

Acara pun hampir sampai pada penutup, ditampilkanlah testimoni dari Para Peserta Kelas Belajar Menulis. Ada juga yang memberikan testimoni secara langsung yaitu Bu Rubiana yang sebentar lagi menerbitkan buku solonya. 
Semoga saya bisa menyusul beliau untuk menerbitkan buku solo juga. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. 

Akhirnya acara closing ceremony pun ditutup doa oleh Pak Dail Ma'ruf, salah satu narasumber hebat. 
Alhamdulillah, acara pun selesai. Dengan penuh perjuangan dan dukungan Rekan-rekan hebat acara bisa berjalan dengan lancar. Om Jay pun terus memotivasi kami para peserta. Semoga ada pertemuan khusus bercerita bersama Om Jay yang diusulkan Pak Ahmad Fatch sebelum kami para panitia meninggalkan zoom. Nantikanlah apa yang akan terjadi selanjutnya. 

Untuk melihat keseluruhan acara closing ceremony dapat dilihat pada Channel Youtube Pak Fajar berikut ini https://youtu.be/iN7VRhgQirM

Penulis : Gina Dwi Septiani

Jumat, 28 Oktober 2022

Resume ke-30 Belajar Menulis @27

Resume ke-30
Gelombang 27
Tanggal : 28 Oktober 2022
Tema : Digitalisasi Gerakan Literasi
Narasumber : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.
Moderator : Lely Suryani, S.Pd.SD.
Sampai juga pada pertemuan ke-30 Kelas Belajar Menulis. Materi kali ini disampaikan oleh Pak Bambang Purwanto atau lebih akrab disapa Mr. Bams. 

Beliau berbagi tentang pengalaman di dunia literasi khususnya Gerakan Literasi Sekolah dan Digitalisasinya.
(1) Gerakan Literasi Sekolah ada sejak tahun 2015 melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 mengenai penumbuhan budi pekerti. Lahir sebuah gerakan membaca 15 menit sebelum belajar. 
Menjadi tantangan sendiri bagi saya di sekolah untuk mengaktifkan Gerakan Literasi Sekolah. Secara aturan itu benar diperlukan, namun kenyataan kadang terasa berat untuk dilakukan. Apalagi kalau di sekolah tempat mengajar belum diberikan ruang untuk mengembangkan Gerakan Literasi tersebut. 

(2) Digitalisasi adalah proses pengalihan informasi dalam bentuk analog ke bentuk digital. Proses pengalihan dilakukan dengan menggunakan teknologi digital, sehingga informasi bisa diperoleh dan ditransmisikan melalui peralatan dan jaringan internet.

Digitalisasi memang diperlukan, terutama untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini yang sudah mengarahkan ke arah digitalisasi. Bahkan televisi pun sebentar lagi harus beralih ke digital. Jadi teringat harus segera beli set box nih. 

(3) Beliau masih ingat pengalaman di sekolah tahun 2015, saat kegiatan GLS mulai di sekolah kami, yaitu SMP Taruna Bakti. Sebuah sekolah dengan konsep pembauran berada di kota Bandung. Jarak rumah ke sekolah adalah 20 KM. Mr. Bams setiap hari bersama kendaraan tersayang melaju 40 KM.

(4) Beliau pun memperkenalkan website literasi SMP Taruna Bakti yaitu http://literasi.smp.tarunabakti.sch.id/. Sebelum website pernah saya kelola dengan wordpress.com. Kini website ini sudah menggunakan domain yang sama dengan web sekolah.

(5) Kegiatan literasi yang dilaksanakan harus mendapat dukungan dari kita sebagai guru di sekolah. Lakukan dukungan literasi baik ada surat tugas maupun tidak. Menjadi relawan literasi menjadi sebuah kekuatan diri untuk bisa membumikan literasi di sekolah bahkan di masyarakat.

(6) Kegiatan literasi di SMP Taruna Bakti meliputi kegiatan sebagai berikut :
Senin : Membaca Kitab Suci
Selasa : Menyimak Cerita Melalui Youtube
Rabu : Membaca Buku Pilihan Sendiri
Kamis : Menyimak Cerita (Bahasa Inggris/Bahasa Sunda)
Jumat : Curhat

(7) Cerita Hikmah yang dilakukan Selasa dan Kamis, kita simpan juga di website
atau lengkapnya bisa dilihat disini

(8) Begitulah bentuk digitalisasi Gerakan Literasi Sekolah yang beliau lakukan di sekolah. Ada juga dukungan yang bisa dilakukan sebagai guru mata pelajaran. Beliau ingin berbagi dengan pengalaman mengelola kelas tetapi berkaitan dengan literasi. Beliau kelola semua melalui website penamrbams.id
(9) Setiap guru yang memiliki blog atau website bisa menjadikan media untuk mendukung pembelajaran yang diampu. Beliau menggunakan website untuk berbagai kepentingan :
1. Media Pembelajaran
2. Menyimpan Refleksi Diri
3. Dokumentasi Kegiatan OSIS-MPK (sesuai tugas, saat ini sebagai Pembina OSIS dan MPK)
4. Tulisan yang lainnya

Berikut ini tautan blog beliau yang berisi tentang pembelajaran https://penamrbams.id/pembelajaran-informatika-semester-ganjil-ta-2022-2023/

(10) Gambar di atas menunjukkan kelas yang beliau ajar. Setiap siswa nanti akan mengakses sesuai kelas masing-masing. Yang menarik ingin dibagikan malam ini adalah Refleksi Diri. Apa itu Refleksi Diri ? Setiap akhir pembelajaran setiap siswa bisa menuliskan hasil belajar, mulai dari apa yang didapat, apa yang masih menjadi kesulitan dan diberikan ruang untuk memberikan masukan kepada Mr. Bams sebagai guru.

(11) Beliau melanjutkan tentang refleksi diri. Setiap anak akan memberikan refleksi diri diakhir pembelajaran. Beliau akan memberikan point 10 bagi yang menuliskan refleksi diri. Poin akan terus diakumulasikan. Dapat dilihat di tautan berikut https://penamrbams.id/refleksi-diri-kelas-7a-semester-ganjil-smp-taruna-bakti/
(12) Refleksi Diri (RD) bagi Mr. Bams menjadi sebuah tempat untuk ruang bagi siswa untuk menuliskan apa yang mereka rasakan. Menulis memang butuh latihan, inilah salah satu tempat bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan menulis. Poin yang diperoleh oleh siswa bisa menunjukan tingkat kedisiplinan. Ini menjadi kebiasaan bagi siswa. Setiap poin akan menujukan kesungguhan setiap siswa
Refleksi Diri tersebut Mr. Bams buat langsung di gform

Apabila masih penasaran dengan CV dan materi yang disampaikan beliau, kalian bisa melihatnya di tautan ini https://penamrbams.id/digitalisasi-gerakan-literasi-sekolah-ala-mr-bams/

Materi malam ini sungguh membantu, terutama bagi saya yang sedang berjuang bersama siswa untuk mengaktifkan kembali Gerakan Literasi di Sekolah. Semoga segera bisa dilaksanakan. Semangat Literasi

Penulis : Gina Dwi Septiani

Rabu, 26 Oktober 2022

Resume ke-29 Belajar Menulis @27

Resume ke-29
Gelombang 27
Tanggal : 26 Oktober 2022
Tema : Teknik Promosi Buku
Narasumber : Akbar Zainudin
Moderator : Purbaniasita K.S., S.Pd.
Tidak terasa Kelas Belajar Menulis ini sudah sampai pertemuan ke-29. Materi malam ini tentang Teknik Promosi Buku. 

Narasumber malam ini bernama lengkap Akbar Zainudin. Berikut ini biodata beliau. 
Tahukah kalian? Beliau ini adalah penulis buku laris Man Jadda Wajada yang diterbitkan tahun 2010. Di samping menjadi penulis beliau juga menjadi mentor menulis. Untuk semakin mengenal beliau, kalian bisa melihat tautan blog berikut ini 

Narasumber pun membagikan materinya. 

STRATEGI PROMOSI BUKU

APA ITU PROMOSI BUKU? 

Promosi adalah cara kita memberikan informasi tentang produk kepada konsumen agar mereka tertarik dan mau membeli produk kita. Promosi buku adalah cara kita mengenalkan buku yang kita miliki kepada audiens kita agar mereka tertarik dan mau membeli. 

MENGAPA PROMOSI BUKU ITU PENTING? 

Promosi buku itu penting karena sebagus apapun buku kita kalau konsumen atau audiens tidak mengetahui produk kita, maka mereka tidak akan tertarik, apalagi mau membeli buku kita. 

Beberapa tujuan dari promosi buku adalah:
1. Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.
2. Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh. 
3. Meyakinkan konsumen untuk membeli buku. 
4. Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.

TUJUH PROGRAM PROMOSI BUKU. 
Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. 

PERTAMA, LAUNCHING BUKU. 
Program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. 

Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. 

Sekarang ini program launching buku semakin mudah. Dengan adanya Media Sosial, kita bisa melakukan program launching buku ini bahkan dari rumah. Bisa melalui FB, IG, ataupun Youtube

Buatlah program LAUNCHING BUKU, live di FB, IG, atau Youtube. Undang kawan-kawan kita. Ajak mereka berpartisipasi. Launching buku kalau perlu setiap bulan. Tidak harus sekali. Bulan ini Launching Pertama, Bulan depan Launching kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau setiap bulan kita launching buku kita, setahun kita sudah 12 kali launching buku.

KEDUA, BEDAH BUKU. 
Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. 

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu di-upload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita. 

Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

KETIGA, SEMINAR ATAU PELATIHAN
Lakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau bukunya tentang motivasi dan menulis, maka secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. 

Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

KEEMPAT, MEMBANGUN KOMUNITAS
Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. 

Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. 

Narasumber sendiri membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Beliau share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya beliau bentuk di WA Grup. Bahkan sesekali seminar melalui Zoom.

KELIMA, MEMBANGUN JARINGAN RESELLER
Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu reseller-nya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. 

Pak Akbar, sang narasumber pun sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100-an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.

KEENAM, JUALAN DI MARKETPLACE
Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.  

Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

KETUJUH, MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. 

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. 

Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. 

Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

CATATAN PENTING NARASUMBER
Sebagai catatan penutup, Beliau menyampaikan bahwa seorang penulis saat ini membutuhkan beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku. 

Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.

Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21. 

Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.

Bagaimana kalian tertarik untuk mempromosikan buku sendiri? Tentunya tertarik, apalagi kalau sudah punya buku solo sendiri. Semakin semangat untuk menghasilkan buku solo. Semoga dilancarkan menuju pembuatan buku solo. 

Ada kalimat dari Pak Akbar, sang narasumber mengatakan "Menulislah buku yang dibutuhkan oleh pembaca".

Sebagai penambah, Pak Akbar pun menyampaikan sebelum kita promosi buku kita sendiri, coba pikirkan 10 alasan apabila kita membeli buku? Semoga itu dapat membantu dalam mempromosikan buku. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

Senin, 24 Oktober 2022

Resume ke-28 Belajar Menulis @27

Resume ke-28
Gelombang 27
Tanggal : 24 Oktober 2022
Tema : Poin Buku pada Kenaikan Pangkat PNS
Narasumber :  Dr. Imron Rosidi, M.Pd.
Moderator : Muliadi

Materi malam ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin mendapatkan poin untuk kenaikan pangkat dari sebuah buku yang dibuat. Terutama bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) menambah poin itu penting. 

Narasumber malam ini bernama Dr. Imron Rosidi, M.Pd. Beliau adalah Kepala SMA 1 Bangil. Beliau berhasil mendapatkan berbagai prestasi bahkan bisa meraih gelar doktor dan terbang ke Amerika. Berikut ini tautan beberapa profil beliau yang disampaikan moderator https://radarbromo.jawapos.com/features/04/12/2021/imron-rosidi-kepala-sman-1-bangil-yang-produktif-menulis-buku/
Narasumber pun memberikan biodata dan materi untuk dibaca dan disimak oleh para peserta kelas belajar menulis. 
Berdasarkan Permenpan No. PER/16/M.PAN-RB/11/2009, menjelaskan tentang langkah-langkah melaksanakan karya inovatif sebagai berikut. 
1. Menemukan teknologi tepat guna
2. Pembuat/ memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum
3. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional
4. Menemukan/menciptakan karya seni

Buku yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut. 
1. Publikasi Ilmiah
a. Buku Penelitian
Buku ini dihasilkan dari mengubah laporan penelitian menjadi sebuah buku. Buku ini akan mendapatkan angkat kredit, apabila dapat diterbitkan ber-ISBN dan diedarkan secara nasional atau ada pengakuan dari BNSP. Angka kredit yang didapatkan adalah empat (4). 

b. Buku Pelajaran
Buku ini biasanya ber-ISBN lengkap. Buku berisi buku pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi peserta didik pada suatu jenjang pendidikan tertentu. Apabila memiliki pengakuan BNSP mendapatkan angkat kredit yaitu enam (6),  ber-ISBN mendapatkan angkat kredit yaitu tiga (3) dan tidak ber-ISBN mendapatkan angkat kredit 1 (satu) 

c. Buku Pengayaan
Buku ini dapat berupa Modul/Diktat, Buku Pendidikan, Karya Terjemahan. 
Modul ini bertujuan supaya siswa bisa belajar sendiri. Diktat bertujuan untuk mempermudah/memperkaya materi pelajaran/ bidang studi yang disampaikan oleh guru. 
Buku Modul/Diktat ini akan mendapatkan poin tergantung pada tingkatannya berikut ini
Tingkat provinsi (angka kredit 1,5) 
Tingkat kota/kab (angka kredit 1) 
Tingkat sekolah (angka kredit 0,5) 

Buku Pendidikan berisi pengetahuan terkait dengan bidang pendidikan. 
Angkat kredit yang didapatkan berdasarkan terbitnya. Apabila ber-ISBN mendapatkan angkat kredit yaitu tiga (3) sedangkan angka yang tidak ber-ISBN yaitu 1,5.

Karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari terjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya. Buku ini dapat menunjang ke pembelajaran. Angka kredit yang didapatkan yaitu satu (1). 

d. Buku Pedoman Guru
Buku tulisan guru yang berisi rencana tahunan guru. Buku pedoman guru disajikan dalam bentuk makalah, diketik dan dijilid. Pengajuan angka kredit untuk buku ini hanya boleh satu setiap pengajuan. Angka kredit yang didapatkan yaitu 1,5.

2. Karya Inovatif
a. Buku Kumpulan Puisi
Syarat mendapatkan poin dilihat dari jumlah puisinya yaitu harus berisi 20 puisi atau lebih untuk kategori sederhana sedangkan 40 puisi atau lebih untuk kategori kompleks

b. Buku Kumpulan Cerpen
Syarat mendapatkan poin dilihat dari jumlah cerpennya yaitu harus berisi 5 cerpen atau lebih untuk kategori sederhana sedangkan lebih dari 10 cerpen untuk kategori kompleks

c. Buku Novel
Syarat mendapatkan poin dilihat dari jumlah novelnya yaitu satu novel untuk kategori sederhana sedangkan dua novel untuk kategori kompleks. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

Jumat, 21 Oktober 2022

Resume ke-27 Belajar Menulis @27

Resume ke-27
Gelombang 27
Tanggal : 21 Oktober 2022
Tema : Membuat Cover Buku yang Menarik
Narasumber : Fajar Tri Laksono, M.Pd.
Moderator : Sigit Purwo Nugroho
Kelas malam ini dimulai pukul 19.30 melalui zoom meeting. 
Z
Narasumber bernama lengkap Fajar Tri Laksono. Beliau memiliki hobi menggambar. Beliau juga memiliki berbagai prestasi. Berikut ini profilnya:
Tahukah kalian? Pak Fajar pernah mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri. 
Masuk ke Materi malam ini. Bagaimanakah cara membuat cover buku yang menarik? 
Dalam membuat cover kalian bisa menggunakan aplikasi Corel Draw, Adobe Photoshop, Illustrator dan lain-lain. 

Catatan Penting :
1. Jangan menggunakan gambar-gambar hak milik orang lain untuk dijadikan cover buku kita. 
2. Usahakanlah kalian berlangganan gambar yang memiliki akses premium. 

Berikut ini website tempat berlangganan gambar-gambar yang bisa dijadikan cover buku. 
1. Freepik
https://www.freepik.com/
2. Pikbest
https://pikbest.com/



Penulis :Gina Dwi Septiani

Rabu, 19 Oktober 2022

Resume ke-26 Belajar Menulis @27

Resume ke-26
Gelombang 27
Tanggal : 19 Oktober 2022
Tema : Menulis itu Mudah
Narasumber : Prof.Dr. Ngainun Naim
Moderator : Yandri Novita Sari
Percayakah kalian bahwa Menulis itu Mudah? 
Buktikanlah dengan mengikuti kelas Belajar malam ini. 

Selayang pandang tentang narasumber 
Moderator pun memberikan informasi tentang beliau. Narasumber malam ini adalah seorang Guru Besar (Gubes) Bidang Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Beliau adalah Prof. Dr. Ngainun Naim, S, Ag.,  M.H.I. Beliau lahir di Tulungagung, 19 Juli 1975. Beliau adalah penggiat literasi. Beliau memiliki banyak karya, diantaranya menulis artikel, jurnal baik itu lingkup nasional maupun internasional, buku solo dan antologi. 

Menulis itu Mudah
Narasumber menanyakan sesuatu: Benarkah Menulis itu Mudah? 
Kata beliau jawabannya relatif dan bersyarat. Relatif itu artinya tidak selalu mudah. Bersyarat artinya jika syarat tidak dipenuhi, tidak mudah juga. 
Narasumber pun memaparkan satu per satu seperti ini:
RELATIF: tulisan itu kan banyak jenisnya. Orang yang terbiasa menulis, bahkan menulis di blog setiap hari, akan sulit saat harus menulis karya ilmiah. Katakan membuat tesis, disertasi, atau jurnal ilmiah. 
Itulah yang beliau maksudkan dengan relatif. Sebaliknya, orang yang terbiasa menulis ilmiah, sulit juga disuruh nulis populer seperti kita membuat catatan resume. 
Orang yang terbiasa menulis ilmiah, akan sulit jika disuruh nulis fiksi. Dan seterusnya.

"Maka menulis akan mudah jika kita menulis sesuatu yang sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan kita. Jika belum terbiasa, maka bisa dimulai dari menulis hal-hal yang diketahui dan dialami sehari-hari. Ini bisa mudah." (Prof.Dr.Ngainun Naim) 

Beliau sangat menikmati proses menulis, khususnya menulis yang ringan dan berkaitan dengan keseharian.

Berikut ini tautan https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/632702eb4addee48082e8772/menulis-di-hp-bloknote-dan-laptop contoh artikel sederhana beliau di Kompasiana. Artikel tersebut berisi tentang bagaimana beliau menulis.
Menulis seperti orang makan "ngemil"
Moderator pun mengutip dari tulisan Prof. Ngainun Naim. 

Menurut Prof Ngainun Naim, syarat pertama dalam menulis adalah MOTIVASI. Beliau percaya bahwa semuanya bisa menulis. Karena sudah bisa membaca, menulis, pernah sekolah. Hal itu sudah lebih dari cukup untuk bisa menulis. 
Catatan Penting:
1. Jika ingin menulis, abaikan semua jenis ketakutan. 
2. Takut jelek, takut kurang bagus, takut dibaca ahlinya. Cuek saja. Tugas penulis itu ya menulis.
3. Pokoknya menulis. Setelah selesai, tugas selanjutnya adalah menulis tulisan baru. 
4. Kata para ahli, musuh terbesar itu diri sendiri. Maka dari ini caranya dengan membangun Motivasi. 
5. Pokoknya kalau semangat tinggi, nulis itu pasti jadi

Narasumber mengajak untuk membangun motivasi dari sekarang. Kita harus menentukan motivasi untuk apa menulis. Bisa jadi motivasinya adalah karir. Dengan menulis karir akan lancar. 

Syarat Kedua, meyakini bahwa Menulis itu Anugerah
Mengapa menulis itu anugerah? 
Karena anugerah itu terjadi jika hanya orang tertentu yang MAU dan MAMPU Menulis. 
Ada yang MAU tapi tidak MAMPU.
Ada yang MAMPU tapi tidak MAU. 
Maka dari itu Marilah kita syukuri anugerah bisa menulis dengan kembali menulis. 

Syarat Ketiga, menulis memberikan banyak Keajaiban dalam hidup. 
Salah satu keajaiban beliau adalah capaian karir, selain anugerah Allah, bisa juga karena bisa menulis. 
Beliau membagikan kisah beliau di masa lalu pada tautan ini https://ngainun-naim.blogspot.com/2019/04/aku-agus-dan-jual-susu-keliling.html

Syarat Keempat, jangan mudah menyerah. 
Bukan hanya menulis, melainkan kita harus totalitas dalam segala hal dan tidak mudah menyerah. 

Syarat Kelima, Berjejaring. 
Manfaatkanlah kesempatan berjejaring. Bisa dimulai dengan membuat blog. Hal itu membuat menulis itu mudah. Rajin mengisi blog juga akan membuat menulis itu mudah. 

Syarat Keenam, Menulis sebanyak-banyaknya. 
Jangan berpikir dulu soal kualitas. Yang terpenting menulis sebanyak-banyaknya. Karena kualitas itu akan mengiringi tulisan yang telah dibuat. 
Kata Prof. Ngainun, Jika kita banyak menghasilkan banyak karya, maka itu membuat jadi terampil. Terampil menulis itu tidak lagi berpikir apa yang kita tulis, tetapi menulis apa yang ada di dalam pikiran kita. Kalau sudah ada di tahap itu, maka menulis akan terasa mudah. 

Beliau menguraikan tentang 3 M dalam menulis di tautan berikut https://www.spirit-literasi.id/2022/08/3m-dalam-menulis.html

Belau bisa lancar menulis sekarang karena menulis apa saja. Perjalanan dapat menjadi bahan tulisan yang tidak akan habis. Begitu juga dengan makanan. 
Contoh tulisan tentang perjalanan

Contoh tulisan tentang kuliner

Contoh tulisan tentang memanfaatkan waktu

Ketika bahan menulis itu habis. Jangan ditunggu. Carilah tanpa henti. (Prof.Ngainun Naim) 

Bagaimana sudah yakin bahwa Menulis itu Mudah? 
Yuk kita buktikan dalam lakukan petunjuk yang sudah dijelaskan. 
Seperti yang narasumber dan moderator sebutkan Abaikan segala omongan orang dan teruslah menulis.

Kata Prof Ngainun, Menulis itu mudah kok. Kuncinya praktik. 
Beliau pun mengutip kata Prof. Kuntowijoyo, ada 6M untuk menulis.
Membaca, Menulis, Membaca, Menulis, Membaca dan Menulis. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

Senin, 17 Oktober 2022

Resume ke-25 Belajar Menulis @27

Resume ke-25
Gelombang 27
Tanggal : 17 Oktober 2022
Tema : Menulis di Kala Sakit
Narasumber : Lely Suryani, S.Pd.SD
Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.
Tahukah kalian Biografi? 
Menurut Wikipedia, Biografi adalah karya sastra yang berisikan riwayat hidup seorang tokoh ternama. Tantangan dalam menulis biografi adalah menggali karakter subjek dan memunculkan kepada pembaca melalui teks yang disajikan. Ada dua cara penyajian karakter dalam biografi. Pertama, disajikan secara langsung oleh penulis biografi atau oleh subjek biografi itu sendiri (jika menuliskannya sendiri). Kedua, karakter disuguhkan melalui kesaksian orang lain (tidak langsung).

Selanjutnya narasumber menjelaskan materi mengenai menulis buku biografi sebagai berikut. 

Bu Lely berbagi bahwa beliau baru saja menyelesaikan buku tentang Om Jay. Judul buku tersebut "50 Tahun Lebih Dekat dengan Om Jay".
Buku tersebut bisa dikatakan biografi, karena berisi tentang perjalanan hidup Om Jay. 
Seperti yang sudah diketahui bahwa Biografi itu adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Adapula Autobiografi yaitu riwayat seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri.

Bu Lely membagikan Langkah-langkah Menulis Biografi yang Baik berikut ini. 
1. Meminta Izin Tokoh
Dalam hal ini, apabila kalian ingin membuat biografi seseorang, tentunya harus meminta izin kepada tokoh yang akan dibuat biografinya. 

2. Tidak boleh memaksa
Bagi penulis biografi, tidak diperkenankan untuk menanyakan hal yang bersifat rahasia. Apalagi sampai memaksa tokoh untuk menceritakan. 

3. Menyusun sumber cerita
Setelah mendapatkan sumber/data tentang tokoh. Kalian dapat menyusun sub judul yang akan dimasukkan ke dalam biografi. 

4. Menambahkan tujuan menulis biografi
Tujuan ini akan mempengaruhi konten isi dari biografi yang akan ditulis. Misalnya salah satu tujuan untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan tentang biografi. 

5. Berkomunikasi dengan Tokoh
Setiap kalian membuat konten, tujuan, isi, atau lainnya yang berkaitan harus diketahui semuanya oleh sang tokoh. 
Kalian tidak boleh menuliskan sesuatu tentang tokoh, tanpa sepengetahuannya. Sekecil atau sedikit apapun itu harus dikomunikasikan dengan tokoh. 

6. Menambahkan pandangan orang terdekat tokoh
Di samping segala hal tentang tokoh, kalian juga bisa memasukkan pendapat atau pandangan orang-orang di sekitar tokoh. 

Catatan penting: 
Apabila tokoh yang akan dibuat biografinya sudah memiliki buku biografi sendiri, kalian bisa jadikan sebagai gambaran. Sepertinya halnya Om Jay baru saja membuat Buku Biografi. Kalian bisa memesannya di sini https://terbitkanbukugratis.id/product/kisah-omjay-50-tahun-menjadi-manusia/
Semakin menambah referensi tulisan yang bisa dibuat jadi buku. Bu Lely membagikan  kembali Autobiografi yang telah dibuat. 
Semoga bisa membuat biografi maupun autobiografi untuk menjadi sebuah buku. 
Sebuah kalimat dari Om Jay yang terus memotivasi. 
"Menulislah setiap hari, buktikan apa yang terjadi"
Berusahalah sebisa mungkin untuk meluangkan waktu kita untuk menulis setiap hari. 
Berat memang, namun tidak ada salahnya untuk dicoba. Semangat Menulis

Bu Lely pun menambahkan bahwa dalam membuat biografi tidak ada syarat khusus. Semua bisa dijadikan biografi. Bahkan seorang istri bisa membuat biografi suami, orang tua dan lainnya. Tidak harus orang yang sudah terkenal. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

Jumat, 14 Oktober 2022

Resume ke-24 Belajar Menulis @27

Resume ke-24
Gelombang 27
Tanggal : 14 Oktober 2022
Tema : Menulis di Kala Sakit
Narasumber : Suharto, M.Pd.
Moderator : Raliyanti

Siapa yang sedang sakit? 
Seperti bertanya pada diri sendiri. Keinginan untuk tetap menulis dalam situasi apapun, pasti sangat didambakan oleh para penulis. Terutama diri sendiri yang masih diberikan nikmat sakit. 

Narasumber bernama Suharto, yang biasa dipanggil Cing Ato ini adalah seorang guru di MTsN 5 Jakarta. Beliau masih aktif mengajar dan terus berkarya menerbitkan buku. Beliau juga seorang youtuber dan masuk ke dunia cover buku. Berikut profil dari beliau. 
Kalian bisa mengunjungi juga tautan channel youtube beliau https://youtu.be/uye6FLj30GU
Gambar di atas adalah foto beliau sekitar tahun 2017. Kata beliau saat itu masih ganteng. 

Beliau sebagai guru sudah puluhan tahun tidak ada karya tulis yang dihasilkan. Hal itu disebabkan beliau merasa tidak bisa untuk menulis. 
Awal mula menulis beliau muncul karena adanya kebutuhan sebagai ASN. Beliau membutuhkan karya tulis ilmiah ataupun non ilmiah untuk mempermudah naik pangkat. Apalagi ketika akan naik pangkat ke golongan IV/a persyaratannya wajib harus mempunyai karya tulis ilmiah dan buku penunjang lainnya. 
Kemudian beliau pun mencari pelatihan menulis di media sosial (Facebook). Di sana beliau menemukan pelatihan di Wisma UNJ yang diselenggarakan oleh komunitas sejuta gurublog (KSGN). Beliau bertemu dengan orang-orang hebat yaitu: Om Jay, Bang Namin, Om Dedi dan lain-lain. 
Beliau mengikuti kegiatan KSGN sekitar tiga kali. Dari sanalah, beliau mendapatkan kunci bagaimana caranya menulis. 

Pada pelatihan pertama beliau mendapatkan ilmu tentang menulis PTK. Pada pelatihan kedua sekitar tgl 27-29 Desember 2016 di Wisma UNJ. Dari sana beliau dapat menulis buku Antologi perdana dengan judul Bukan Guru Biasa.

Pada pelatihan ke-3 tentang public speaking, kebetulan salah satu materinya tentang menulis dan narasumbernya Om Jay. Dari Om Jay, beliau menemukan kunci bagaimana menulis. Itu pun disebabkan beliau bertanya kepada Om Jay. Beliau bertanya tentang bagaimana cara memulai untuk menulis? Apa yang harus ditulis? Dan bagaimana cara mengakhiri sebuah tulisan?

Jawaban Om Jay yang masih diingat oleh beliau, yaitu: Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis apa yang kita bisa, tulis materi yang kita kuasai, tulis apa yang kita alami, ide menulis banyak berserakan di sekitar kita, tulis dengan bahasa yang sederhana yang penting pesannya tersampaikan, dan lainnya.

Pertanyaan beliau terpilih sebagai pertanyaan yang mewakili keinginan Om Jay. Alhamdulillah, dapat hadiah dari Om Jay
Pulang dari pelatihan beliau menulis apa yang dikuasai dan alami. Hampir setiap hari menulis satu artikel.  Sambil menulis beliau tidak berhenti mencari Pelatihan menulis lagi lewat medsos.

Suatu hari Beliau melihat ada pelatihan di daerah Cipanas Jawa Barat yang diselenggarakan oleh komunitas menulis Media Guru. Beliau mendaftar pelatihan menulis selama tiga hari dua malam pada tanggal 27-29 Desember 2017.

Hampir dua tahun berturut-turut beliau berkelana mencari ilmu tentang menulis. Meninggalkan anak dan istri dengan biaya lumayan. 
Masya Allah pernah bertemu dengan Bu Erni Wardani (baju hitam) di pelatihan menulis juga. Ternyata beliau murid Om Jay juga. 

Dari pelatihan ini terbitlah buku solo perdana dengan judul "Mengejar Azan" buku perdana ini kemudian saya pinta teman untuk melukisnya, lalu saya berikan bingkai dan saya letakkan di depan meja kerja.
Sebuah kebahagiaan tersendiri buat narasumber merasakan bangga mempunyai buku. Teman-teman pun banyak yang mengapresiasi dan membeli buku perdana beliau. 

Namun, semua rasa itu hilang dengan sekejap ketika tiba-tiba tubuh beliau tidak berdaya. Bahkan selama dirawat ketika itu banyak yang mengatakan beliau tidak ada harapan. Bahkan beliau sempat akan diusir oleh rumah sakit. 
Dokter sudah pesimis dan mendiagnosa bahwa beliau tidak akan lepas dari ventilator. 
Tiba-tiba pada suatu malam ventilator rusak, beliau sudah pasrah jika malam itu dipanggil menghadap sang maha kuasa. Ternyata pagi-pagi beliau masih hidup. Menurut beliau mungkin di antara penyebab masih bernafas yaitu banyak doa dari orang-orang saleh.

Sebenarnya jika ventilator rusak, beliau sudah lewat. Lebih lanjut bisa dibaca di buku "GBS Menyerangku; Kisah seorang guru bergulat dengan penyakit langkah dengan menulis" yang berminat bisa hubungi narasumber. 
Hampir satu tahun seluruh tubuh tak bergerak, setelah itu mulai satu persatu bergerak. Hari-hari hanya terbaring di tempat tidur. Jenuh, bosan, hampir saja stress.

Ketika sedang melamun, tiba-tiba ada suara gawai istri yang tertinggal di rumah. Beliau meminta asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dada di alasi bantal lalu tempat tidurnya ditinggikan bagian kepala sehingga bisa melihat gawai.

Beliau coba menyentuhnya, ternyata bisa. Beliau merasa sangat gembira. Ketika istri pulang mengajar, beliau langsung meminta untuk diambilkan gawai yang selama setahun lebih tidak pernah digunakan. Istri langsung membelikan kartu baru. Mulailah beliau melacak Facebook, butuh waktu tiga hari baru terlacak password-nya.

Mulailah beliau menulis kembali. Beliau menulis dengan satu tema, yaitu tentang motivasi hidup. Hampir setiap hari beliau selalu menulis. Malam mencari ide dan ba'da subuh menulisnya. Beliau tidak bisa tidur kalau belum menemukan ide.

Senin sampai Jumat menulis motivasi. Sabtu dan Minggu beliau menulis tentang apa yang sedang saya alami dan rasakan. Semua tulisan beliau share ke Facebook. Banyak yang mengapresiasi dan menunggu tulisan beliau berikutnya.

Tak ketinggalan pula Om Jay sempat kaget dengan apa yang saya posting/share di medsos. Om Jay vicol beliau, padahal suara saya belum jelas. Om Jay mengajak saya untuk ikut pelatihan menulis di gelombang 8. Saya ikuti pelatihan semampu saya.

Ketika itu beliau tidak lulus, karena tidak menyetor resume. Tetapi materinya beliau simpan di blog dan wordpress. Setelah ada waktu senggang baru saya jadikan buku.
Buku di atas berisi resume para narasumber uang yang beliau tuliskan. 

Berikut ini karya-karya beliau lainnya. 
Narasumber kita, Cing Ato memberikan HIKMAH DARI MENULIS DI KALA SAKIT. 
1. Kedatangan para youtuber (Chanel Akbar Zaenudin "Guru Inspiratif" dan Chanel Sutrisno Muslim "Kesempatan Kedua Mengubahku"
Bisa ditonton di sini https://youtu.be/qhzk01Z7y4w

2. Mendapatkan Penghargaan "Pahlawan Pendidikan" dari Bang Japar Jakarta.
3. Menjadi Narasumber pelatihan menulis di  Komunitas belajar menulis di KSGN PGRI.
Bahkan baru saja sahabat literasi minta beliau mengisi kegiatan menulis di daerah NTT (AGUPENA) Asosiasi Guru Penulis Indonesia. 

4. Banyak punya teman hingga banyak yang bantu menerbitkan buku

5. Banyak teman di tempat kerja yang terinspirasi membuat buku

Selanjutnya beliau belajar desain cover buku sehingga bisa buat untuk sendiri maupun bantu teman

Beliau memberikan kalimat motivasi terkait Menulis di Kala Sakit ini. 
Masya Allah kisah yang penuh motivasi, perjuangan beliau dalam menulis sungguh menginspirasi. Di tengah kondisi beliau yang ketika sakit, masih bisa berkarya. Yuk, bagi kalian yang masih diberikan nikmat sehat, ataupun nikmat sakit sekalipun. Tetap Semangat dan Pantang Menyerah. Sakit pun bisa Berkarya, Apalagi ketika Sehat. 

Penulis : Gina Dwi Septiani