Rabu, 31 Agustus 2022

Tantangan untuk Menulis

Ternyata menulis itu tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Apalagi bagi seorang Ibu bekerja. Di samping harus mengurus anak, kita memiliki pekerjaan yang tidak sedikit. Namun di tengah kesibukan yang dimiliki. Minimal kita bisa meluangkan bahkan memaksakan untuk menulis. 

Mengapa demikian? Ya, harus. Karena dengan memaksakan kita mau tidak mau akan menghasilkan. Dengan menghasilkan kita punya karya. Meskipun awalnya kurang baik. Lama kelamaan dengan sambil terus belajar, kita akan semakin berkembang. Sampai akhirnya mendapatkan hasil yang terbaik. 

Mungkin pada awalnya kita hanya bisa bermimpi. Tapi percayalah mimpi itu, pasti akan terwujud. Walau terkadang Allah berikan tidak langsung dan sesuai. Namun pasti yang diberikan adalah yang terbaik untuk kita versi Allah. 

Bagaimana cara kita mendapatkan ide untuk menulis? Mungkin ini bisa jadi alternatif, dari pengalaman saya pribadi. 
1. Siapkan buku kecil/notebook
Dalam buku kecil ini kalian bisa menuliskan apa yang sedang, telah, bahkan akan dilakukan. Kalau kalian lebih sering menggunakan gawai (handphone), silakan bisa menggunakan aplikasi catatan/note juga. 
2. Setiap dapat ide/inspirasi segera tuliskan
Terkadang mencari ide itu sulit, sebenarnya mudah. Amati saja orang lain dan sekitar, pasti muncul suatu informasi. Namun kadang mengabaikan itu dan tidak langsung dituliskan. Sehingga ide itu kadang hilang dan sulit muncul kembali. 
3. Banyak berdiskusi dengan orang sekitar
Apabila kita mempunyai permasalahan, tidak ada salahnya kita berbagi dengan orang lain. Namun bisa juga sebaliknya kita menjadi pendengar bagi mereka yang membutuhkan  teman curhat. 

"Paksakan, paksakan, paksakan Menulis"

"Semangat, Semangat, Semangat Menulis"

"Lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan Menulis"

"Kamu pasti Bisa, Bisa, Bisa"

Diri ini hanyalah insan yang lemah
Masih banyak berbuat salah
Namun diri tak mau kalah
Dengan dunia antah berantah

Cimareme, penghujung Agustus 2022

Resume ke-5 Belajar Menulis @27

Resume ke-5
Gelombang 27
Tanggal : 31 Agustus 2022
Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Moderator : Mutmainah

Tidak terasa Pelatihan Belajar Menulis ini sudah sampai pertemuan ke-5. Materinya semakin menarik. Malam ini rasanya akan menjadi momen bersejarah kembali. Ilmu-ilmu baru penuh manfaat akan tersampaikan. 

Pelatihan pun dimulai, moderator pun membuka kelas dengan sebuah kutipan dari Pramudya Ananta Toer sebagai berikut. 
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari."

Ditambah lagi kutipan yang lain, "menulislah dengan tulisan jelek, karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan".

Kegiatan Menulis yang sedang kita jalani memang tingkat literasinya paling tinggi, bila dibandingkan mendengar, berbicara dan membaca. Pada awalnya memang tidak mudah, tapi dengan mencoba untuk memaksakan diri untuk menulis. Karena dengan meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah diingat.

Berbeda dengan menulis karya tulis non ilmiah. Dalam menulis karya ilmiah membutuhkan pemikiran yang utuh, bahkan lumayan sulit dan butuh banyak waktu untuk mengerjakannya. Namun bukan berarti kita tidak akan bisa membuatnya. Kalau sudah tahu cara dan teknik penulisannya pasti kita bisa menulis juga. Jadi semangat terus, kita pasti bisa. 

Narasumber malam ini sedikit berbeda. Beliau mengajak kami berdiskusi tentang Karya Tulis yang pernah dibuat. Para peserta menyampaikan jawaban yang beragam. 

Karya tulis ilmiah, sebuah tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Begitu yang disampaikan oleh narasumber. Seringkali karya ilmiah ini dihasilkan dengan penuh perjuangan, bahkan lembur sampai malam. Walaupun pada akhirnya disimpan di perpustakaan dan belum tentu diminati oleh pembaca. 

Tapi tenang saja, narasumber kita ini punya solusinya. Salah satu solusinya dengan mengubah Karya Ilmiah menjadi sebuah BUKU. 

Berikut ini Manfaat dari Mengonversi Karya Ilmiah menjadi Buku
1. Masyarakat awam dapat mudah membacanya. 

2. Kita mendapatkan keuntungan dari penjualan buku. 

3. Khusus ASN, sebagai salah satu alternatif publikasi ilmiah (Laporan PTK dan Buku) yang akan menambah poin angka kredit. 

4. Penulis akan mudah dikenal, karena banyak karya yang sudah dihasilkan. 

5. Ilmu semakin luas tanpa batas. 

Adapun Narasumber menyampaikan Cara Mengonversi Karya Ilmiah Menjadi Buku sebagai berikut. 
1. Ubah Judul
Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. 

Sebagai contoh: 
Judul Tesis, Pengembangan Modul Berbasis Riset pada Materi Reaksi Redoks untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas X SMA

Ketika diubah menjadi judul buku menjadi "Kiat Menulis Modul Berbasis Riset"
Catatan :
Apabila dilihat dari contoh judul di atas, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan/pembuatan modul. Jadi ketika diubah menjadi judul buku, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.Tinggal menambah kata seperti KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya agar menjadi judul popular.


2. Ubah Daftar Isi
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa 
BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 Landasan Teori
BAB 3 Metode Penelitian yang berisi rumus-rumus statistika
BAB 4 Hasil dan Pembahasan
BAB 5 Penutup yang berisi kesimpulan dan saran

Catatan :
Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (Ikuti Pedoman 2W+1H)
Bab 1 (Why) menjelaskan pentingnya modul BERBASIS RISET
Bab 2(What) menjelaskan apa itu modul berbasis riset
Bab 3,4,5, dan seterusnya (How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

Contoh :
Boleh juga mengembangkan Materi dari Bab 2 di Karya Tulis Ilmiah (KTI) . 

Sebagai contoh Bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi
2.1. Hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. Metode Pembelajaran
2.5 Pembelajaran Berbasis Riset

Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu
Sub Bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku

Bab 2 TEORI BELAJAR
2.1. Belajar
2.2. Permasalahan dalam Pembelajaran
2.3. Hasil Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian Media
3.2. Jenis Media
3.3. Manfaat Media

Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 MENGENAL MODUL
4.1. Pengertian Modul
4.2. Karakteristik Modul
4.3. Sistematika Modul
4.4. Kelebihan Modul
dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai. 

3. Ubah Sedikit Isi Karya Ilmiah
Dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Misalnya Judul "Implementasi Media Stereofoam Pembelajaran Organisasi kehidupan untuk meningkatkan Kreativitas", maka yang harus dikembangkan adalah tentang Media (Pengertian, Manfaat, Jenis), Pembelajaran (Materi tentang Belajar Mengajar), Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).

Catatan : 
Hilangkan semua "kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi" dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah. Apabila ada grafik, usahakan tidak terlalu banyak, ubah saja menjadi kalimat.

4.  Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. 
Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku. 

5. Daftar pustaka boleh menggunakan blog. 
Alangkah lebih baiknya itu blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e-book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, usahakan untuk tidak menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya. 

6. Berikanlah ulasan 
Dalam hal ini ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut. 

7. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman
memiliki format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit. 

Narasumber kita yang hebat ini juga menyampaikan cara mengubah laporan penelitian menjadi artikel
Untuk langkahnya :
1. Abstrak 
Berisi latar belakang singkat, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, simpulan. Tidak boleh ada sitasi dalam abstrak

2. Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, tinjauan Pustaka secara singkat, tujuan penelitian

3. Metode penelitian
Berisi sampel penelitian, prosedur penelitian (dalam bagan saja), analisis penelitian

4. Hasil dan pembahasan
Berisi hasil penelitian berupa grafik, tabel atau diagram serta pembahasan mengapa mendapatkan hasil demikian yang dikaitkan dengan teori yang ada

5. Simpulan
Menjawab tujuan penelitian

Daftar Pustaka diusahakan yang terbaru dan dari jurnal lain yang bereputasi juga. 

Masya Allah, mantap sekali materi hari ini. Singkat, padat dan jelas. Salah satu alternatif lagi untuk bahan tulisan di masa depan. Semoga bisa mencobanya. Aamiin

Semua materi hari ini sungguh bermanfaat sampai saya tidak bisa mengubah karena begitu pentingnya. Semoga ada koreksi juga bagi saya untuk pengembangan tulisan saya. Terima kasih. 

Kalimat penyemangat dari Narasumber:
"Kesulitan terbesar dalam menulis KTI adalah mengalahkan mood untuk tidak menulis dan berkarya"

"Salah satu solusi, gabung di komunitas penulis maka semangat berkarya dan menulis akan terus terpantik dan menyala"

Penulis : Gina Dwi Septiani



Selasa, 30 Agustus 2022

Jejak Diri dalam Belajar Menulis @27 bagian ke-3

Queen of Diction yang Memukau

(Sumber Foto : Blog Maydearly)

Pertemuan ketiga dalam kelas Belajar Menulis semakin menarik. Narasumber cantik bernama asli Maesaroh, yang akrab dipanggil Maydearly. Beliau diberi gelar Queen of Diction, karena ungkapan indah ditulisnya dalam puisi. 
Didampingi sang moderator, yang tidak lain adalah tetangganya bernama Mutmainah, beliau pun membuka kelas dengan kata-kata yang manis. 

Ulasan kelas kali ini membahas tentang Cara Membuat Resume yang Baik. Sebelum membuat resume, tentunya kita harus mengetahui apa maknanya. Resume adalah sebuah tulisan berisi informasi penting yang disampaikan kepada pembacanya. Narasumber mengatakan bahwa seseorang harus memiliki mental yang kuat, sebelum memahami cara membuat sebuah resume. Apalagi yang berminat menulis di blog sebagai media. Dengan memiliki psikologis yang baik, tentunya siap menjadi seorang blogger. 

Maydearly dalam salindianya memaparkan 4 poin penting yang harus dimiliki seorang blogger pemula sebagai berikut. 
1. Tanamkan Sikap Percaya Diri
Apabila kita merasa tulisan jelek, percayalah mungkin bagi orang lain terasa luar biasa. Terutama bagi mereka yang belum pernah menulis. Jadi tidak perlu malu. Percaya dirilah kamu pasti bisa. 
2. Siap dengan Segala Kritikan
Walaupun budaya kritikan lebih sedikit dari buda memuji. Seharusnya kita siap untuk menerima kritikan dalam upaya peningkatan kualitas tulisan. 
3. Jadilah Penulis yang Informatif dan Edukatif
Tulisan yang bersifat informatif akan sangat dicari oleh para pembacanya. Maka dari itu tidak sulit menjadikan blog sebagai media untuk memberi/menerima informasi. 
4. Bangunlah tulisan di berbagai blog
Mental penulis akan mudah beradaptasi dan memberi perubahan, apabila terbiasa menulis di berbagai blog, misalnya di Kompasiana.

Ternyata mengungkapkan perasaan lebih mudah dibandingkan menyatakan sebuah tulisan supaya bermakna di hati pembacanya. Narasumber pun memberikan obat segala kesedihan dalam menulis. 
Pertama, terus menanamkan rasa percaya diri. 
Kedua, menulis dengan gaya sendiri. 
Ketiga, tidak boleh melakukan salin/tempel dalam menulis. 

Sebuah resume yang baik biasanya didukung relevasi materi dari luar. Selain itu bisa juga disebut buah pemikiran penulis sendiri. 
Langkah-langkah membuat resume yang baik sebagai berikut. 
1. Mengamati
2  Memodifikasi
3. Menghindari copy paste
4. Memparafrase bahasa narasumber
5. Memberi kesimpulan
6. Menulis with own version

Apabila kita mulai mengikuti langkah-langkah di atas, dimulai mengamati resume orang lain, sampai menulis versi sendiri. Sedikit demi sedikit resume yang kita buat akan lebih baik. Pastinya tetap percaya diri untuk terus mencoba untuk menulis. 

"Perjalanan ini baru saja dimulai. Jejak Diri pun belum terlalu banyak. Namun, semoga ini menjadi saksi di mana diri pernah berjuang untuk memperbaiki diri. Menjadi Pribadi yang Hebat dan Luar Biasa di Masa Depan." (Gina Dwi Septiani)


Senin, 29 Agustus 2022

Resume ke-4 Belajar Menulis @27

Resume ke-4
Gelombang 27
Tanggal : 29 Agustus 2022
Tema : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi
Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd.
Moderator : Rosminiyati



Materi luar biasa selanjutnya yang membuat saya semakin betah berada di kelas ini. Ditemani sang narasumber bernama Aam Nurhasanah bersama moderatornya Rosminiyati. Dua wajah keibuan menambah hangat suasana kelas yang tidak lama lagi akan dimulai.
Sambil menunggu kelas dimulai, saya mengunjungi beberapa artikel yang ramai diperbincangkan. Artikel tentang Wacana dihapusnya Tunjangan Profesi Guru (TPG). Berita aktual yang membuat penasaran sekaligus sedih, apalagi kalau benar terjadi. Namun pemberitaan yang ada tidak mengurangi semangat untuk belajar malam ini. 
Kelas pun akhirnya dimulai. Moderator memperkenalkan narasumber melalui tautan blog https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html (Yang ingin kenal juga silakan ditekan tautan ya) 

Masya Allah, ternyata perjalanan menulis Sang narasumber ini dimulai dari kegagalan. Namun dari sebuah kegagalan dan pengalaman menjadi blogger, pada akhirnya beliau dapat menghasilkan buku antologi pertama berjudul "Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng".
Buku tersebut sangat bersejarah bagi beliau, karena dalam nama beliau berada di urutan pertamapertama dari semua peserta yang menulis. Motivasi tersebut berlanjut sampai akhirnya beliau lulus dan menghasilkan Buku Solo berjudul "Mengukir Mimpi Menjadi Penulis Hebat".
Beliau memiliki impian menulis seribu buku hingga menjadi penulis hebat di masa depan. Prinsip beliau, "Bermimpilah dahulu, jangan takut untuk bermimpi. Wujudkanlah mimpimu, maka menjelmalah buku solo pertamaku".

Di samping menjadi seorang penulis, beliau pun memiliki pengalaman menjadi moderator dan kurator. Sampai akhirnya beliau mengasah keterampilannya dengan mengikuti lomba dan menang juara 1 lomba blog PGRI Tingkat Nasional, Maret 2021.
Tidak berhenti sampai di situ, beliau juga memiliki pengalaman menjadi editor sehingga membuatnya banjir pesanan dari teman-teman belajar menulis. 
Mimpi demi mimpi menghampiri, dibuktikan dengan banyaknya undangan memintanya untuk menjadi narasumber kelas Nasional. 

Dari pengalaman Sang Narasumber malam ini kita bisa belajar bahwa kegagalan bukanlah akhir dalam meraih mimpi. Buktinya beliau yang telah melalui berbagai pengalaman, yang ternyata itu semua bermula dari sebuah kegagalan. Maka dari itu Semangat, Semangat, Semangat. Yuk kita pasti bisa. 

Bu Aam, Narasumber kita malam ini mengatakan bahwa setiap prestasi pasti ada kendala dan hambatannya. Beliau sering kali mengalami kendala mengatur waktu untuk menulis. Kendala itu diatasi dengan membuat skala prioritas. Semua agenda penting didahulukan. Apabila merasa bosan, boleh berhenti sejenak. Mencari hiburan, bisa dengan menyanyi, merajut, melakukan wisata agar pikiran kita segar kembali. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

Minggu, 28 Agustus 2022

Jejak Diri dalam Belajar Menulis @27 bagian ke-2

Pesona Sang Ratu Antologi
*Gambar diambil dari Salindia/PPT Bu Kanjeng*

Perjalanan kelas menulis pun berlanjut. Saya dipertemukan dengan seorang moderator dan narasumber yang hebat. Seperti terhipnotis, saya ikuti kelas tanpa terlewat. 
Sang moderator, Pak Dail Ma'ruf membuka kelas dengan mengajak semua peserta berdoa. Beliau pun membagikan pengalamannya mengikuti kelas belajar menulis yang telah beliau ikuti di gelombang ke-20. Beliau bisa menghasilkan beberapa buku solo dan antologi. Kata beliau ternyata benar bahwa "MAN JADDA WA JADDA", Siapapun yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil, apapun itu. Suatu kalimat yang memotivasi saya untuk meneruskan proses belajar ini dan semakin penasaran dengan materi dari narasumber. 

Narasumber kelas menulis ini, bernama asli Sri Sugiastuti. Beliau biasa dipanggil Bu Kanjeng dari Solo. Ternyata beliau ini yang waktu mengajak peserta bersyukur di awal kelas Om Jay di hari pertama. Tidak menyangka ternyata beliau akan menjadi narasumber juga. 

Beliau mengawali kelas dengan mengajak para peserta untuk mengunjungi tautan blog pribadinya. Sebuah pemanasan sebelum kita mulai kelas yang hebat ini. Kelas ini memang hebat, dibuka dengan sebuah contoh tulisan dalam blog berisi pengalaman beliau ketika healing. Setelah membacanya saya jadi memikirkan bahwa suatu hari akan melakukan hal yang sama. Jika saya melakukan suatu perjalanan seperti beliau, bisa dijadikan bahan untuk menulis. Padahal materi belum diberikan, tapi sungguh dasar ilmunya sudah tersampaikan. Intinya berani memulai, apapun yang kita kerjakan dan lakukan, bisa kita jadikan sebuah tulisan. Semakin semangat mengikuti kelas. 

Setelah selesai mengunjungi blog narasumber, kami diberikan sebuah Salindia/PPT menarik tentang "Writing is My Passion". 
Dalam kegiatan Menulis tentunya di samping memberikan tawaran yang menjanjikan, karena menjadi salah satu pekerjaan yang dihormati. Ada beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi. Berikut saya kutip dari Salindia/PPT narasumber, sebagai berikut. 
1. Merasa Tidak Bakat Menulis
Benar sekali, tidak jarang karena merasa dirinya tidak mempunyai bakat untuk menulis. Akhirnya memilih untuk mundur tidak jadi menulis. Begitu pun awal perjalanan menulis saya. Sempat tidak merasa punya bakat. Namun atas dasar coba-coba, saya pun mulai memaksakan untuk menulis. Yuk coba, kalian juga pasti bisa. 
2. Tidak Memiliki Waktu
Dalam hal ini, bila dikaitkan dengan sedikit pengalaman yang saya alami, sebenarnya bukan tidak memiliki waktu. Akan tetapi malas untuk memulai saja. Kalau berusaha dipaksakan, kita bisa mulai menulis. 
3. Tidak Memiliki Ide
Adanya ide memang seringkali dijadikan alasan untuk tidak menulis. Sulitnya mendapatkan ide dan takut hasilnya jelek, jadi salah satu penghambat tulisan tidak selesai. Diri ini pun sering merasa tidak memiliki ide. Namun akhirnya mendapatkan sedikit pencerahan, setelah mengikuti pelatihan belajar menulis gelombang 27 ini. 
4.Tidak Mau Dikritik
Penulis yang tidak mau dikritik, tentunya akan menjadi salah satu hambatan. Sebuah tulisan itu membutuhkan pendapat dari pembacanya. Seorang penulis harus mau dikritik sehingga tulisannya bisa berkembang. Bu Kanjeng pun mengatakan solusinya yaitu "Jangan baper dan minder" Mungkin itu dimaksudkan ketika kita mendapatkan kritikan dari orang lain. 
5. Tidak Suka Menulis
Rasa tidak suka akan menulis menjadi hambatan utama. Karena mana mungkin bisa mulai menulis, sedangkan kegiatan itu tidak disukai. 
Bu Kanjeng pun menyampaikan dari awal, bahwa dalam menulis ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Solusi atas hambatan dalam menulis sebagai berikut. 
Pertama, ubah dulu mindset
Kedua, siapkan waktu untuk menulis
Ketiga, jangan baper atau minder. 
Keempat, perbanyak membaca. 
Kelima, bangun komunitas literasi. 

Pesan dari Bu Kanjeng, jangan pernah takut menulis. Apalagi berpikir negatif bahwa menulis itu bakat. Itu salah besar. Percayalah bahwa setiap orang yang lahir ke dunia adalah pemenang. Mereka memiliki potensi dari Allah yang siap dikembangkan. Jangan pernah merasa tidak percaya diri. 

Sebagai penutup, beliau pun memberikan kalimat bermakna yang sangat bermakna. 
"Menulis itu Harus Sabar."
Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir harus sempurna, dan jangan terlalu idealis. 


Jumat, 26 Agustus 2022

Jejak Diri dalam Belajar Menulis @27 bagian ke-1

Jejak diri bisa menjadi awal untuk memulai perasaan terpendam yang selama ini tertahankan. 
Sebelum saya mengikuti kelas Belajar Menulis gelombang 27 ini. Saya pernah beberapa kali mengikuti pelatihan menulis. Namun tidak pernah ikut lagi, dalam beberapa tahun ke belakang diberikan kesibukan. Rasa rindu untuk menulis begitu menggebu. Sampai akhirnya Allah takdirkan berada di kelas ini. 

Awalnya ada keraguan untuk memulai kembali. Banyak ketakutan akan gagal di kemudian hari. Impian membuat buku sendiri/solo yang belum kunjung terwujud. Rasa minder pun menyelimuti diri ini. Melihat banyaknya penulis juga peserta yang begitu antusias membuat saya sempat berpikir untuk tidak lanjut. 

Sampai akhirnya dipertemukanlah saya dalam dunia maya bersama sang narasumber hebat yang akrab dipanggil Om Jay. Beliau mengawali pelatihan ini dengan tema "Menulis di Kompasiana". Terdengar tak asing, tapi beliau mengemas materinya dengan menarik, sehingga saya tertarik mengikuti jejak beliau. Setelah beliau memberi pelatihan, saya mengirimkan resume ke grup. Tidak menyangka, kalau ini mendapatkan reward dari sang pemateri. Beliau mengumumkan tiga nama yang akan mendapatkannya. Alhamdulillah, salah satunya adalah saya. 
Tidak lama dari saya mengirimkan alamat ke beliau, buku kiriman dari beliau pun sampai kurang lebih setengah hari. Waktu yang begitu cepat padahal kirimnya dari Bekasi, cukup jauh ke daerah saya. Mau tahu bukunya? 
Masya Allah, Buku Ajar Informatika. Buku ini mengingatkan cita-cita masa lalu yang ingin menjadi seorang guru bahkan ahli di bidang informatika. Walau belum dibuka, Insya Allah buku ini akan sangat bermanfaat. Terima kasih Om Jay. 

Kilas balik materi yang beliau sampaikan pada hari Senin, 22 Agustus 2022 tepat pukul 7 malam. Beliau menyampaikan materi tentang "Menulis di Kompasiana". Moderator cantik, Widya Setianingsih pun membuka kelas dengan salam manis diiringi sebuah pantun. Sepenggal rasa syukur pun terucap dari Bu Sri Sugiastuti, karena bisa terlebih dahulu sudah ada di kelas belajar menulis. 

Kelas pun dimulai, dengan terlebih dahulu memperkenalkan Om Jay sebagai narasumber. Beliau terkenal dengan jargonnya "Menulislah tiap harihari dan buktikan apa yang terjadi." Bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. adalah nama asli berikut gelar beliau. 

Sang moderator membuka kelas dengan memberikan sebuah puisi akronim dari nama lengkap Om Jay. Wah, bagus juga ya kalau bisa membuat puisi akronim nama sendiri. Mungkin nanti bisa diadaptasi. 
*Gambar diambil dari tangkapan layar grup*

Akhirnya kelas pun dimulai. Om Jay memulai kelasnya dengan mengajak para peserta mengikuti tautan youtube yang beliau miliki. 
Bersamaan dengan kelas ini, beliau ternyata sedang menyelesaikan sebuah tulisan di  https://kompasiana.com/wijayalabs. Tulisan tersebut berjudul "Ferdy Sambo, Karomi, dan Seleksi Calon Guru Penggerak". Tapi kata beliau tulisannya masih diedit. Om Jay ini pintar sekali membuat penasaran. 
Om Jay mengatakan kalau sebuah tulisan itu tidak bisa langsung sekali jadi, kita perlu menata kalimat demi kalimat, sehingga mudah untuk dipahami.

Bagi yang penasaran dengan tulisannya Om Jay di Kompasiana, bisa langsung ikuti saja tautan ini http://kompasiana.com/wijayalabs. Pada tanggal cantik ini 22 Agustus 2022, beliau sudah menuliskan beberapa kisah nyata yang sedang hangat dibicarakan. 

Resume ke-3 Belajar Menulis @27

Resume ke-3
Gelombang 27
Tanggal : 26 Agustus 2022
Tema : How to Write Good Resume
Narasumber : Maydearly
Moderator : Mutmainah
Good Resume, materi yang menarik untuk dibahas, dengan narasumber cantik bernama unik Maydearly. Kalau dilihat dari namanya sepertinya beliau lahir di bulan Mei. Itu baru tebakan saya, benar atau tidaknya malam ini segera terungkap. 
Tidak terasa tinggal 5 menit lagi, pelatihan akan dimulai. Rasanya tidak sabar untuk mendapatkan ilmu baru dari sang narasumber. 
Terdengar suara adzan isya di sini. Sepertinya saya harus meninggalkan grup sejenak. 
Saat kembali ke grup, ternyata sudah dimulai pelatihannya. Dibuka oleh moderator bernama Mutmainah, yang biasa dipanggil Emut. 
Sang moderator membukanya dengan sebuah kalimat yang memotivasi "Biarkan dirimu menjadi seorang pemula. Tidak ada baru memulai menjadi luar biasa." Menurutnya, mood dan motivasi tidak datang setiap hari. Terkadang kita harus memaksanya keluar dari dalam diri untuk mengalahkan rasa malas dan setengah hati. 

Profil dari pemateri pun akhirnya diungkapkan. Maydearly, berasal dari Lebak Banten yang ternyata tetangga sang moderator. Beliau mendapatkan gelar The Queen of diction karena keahliannya menulis diksi-diksi indah dalam puisi. Beliau juga adalah seorang guru, blogger, motivator dan novelis. Salah satu karyanya yang booming berjudul Januari dalam Kenangan, sebuah buku yang menghimpun kisah korban bencana alam di Kabupaten Lebak yang terjadi pada 1 Januari 2020 silam. Penasaran dengan buku beliau??? Wah, malah saya yang penasaran. Rasanya ingin segera ke toko buku beli bukunya. Semoga bisa segera membacanya. 
Yuk ah, lanjut ke materi yang disampaikan oleh beliau. 
Padahal beliau belum memulai materinya. Tapi kalimat-kalimat yang disampaikan oleh beliau ketika saling bertegur sapa dengan sang moderator terlihat begitu indah. Pantas saja beliau dipanggil The Queen of diction. 

Kembali ke pembahasan. Materi yang disampaikan narasumber yaitu tentang "Bagaimana membuat resume yang baik", itu terjemahan dari judul yang sebenarnya. Maafkan kalau salah ya. 
Menurut KBBI, Resume adalah ikhtisar atau ringkasan. Dimana sebuah intisari penting, harus berkembang menjadi sebuah tulisan untuk memberikan informasi kepada pembaca.

Beliau juga menyampaikan makna dari blog. 
Blog adalah media yang kita gunakan dalam meresume materi yang diberikan oleh narasumber. Untuk itu, sebelum kita memahami cara meresume yang baik, kita perlu mendalami mental menjadi seorang blogger. Sepele memang, tapi mental ini acap kali yang mengurung kita agar tidak up stair dalam menulis. Jadi, untuk menjadi seorang blogger tentu perlu psikologis yang baik.

Ternyata untuk menjadi seorang blogger pemula, kita harus menanamkan mental baja agar bisa handal. Beliau memberikan 4 hal penting yang harus dimiliki oleh blogger pemula sebagai berikut. 
1. Tanamkan rasa percaya diri
2. Siap dengan segala kritikan
3. Jadi penulis yang edukatif dan informatif
4. Bangun tulisan di Berbagai Blog

Berikut ini beliau juga menyampaikan poin paling penting dalam meresume adalah:
1. Menghindari pembaca merasa jenuh. Maka, menulis paragraf dengan bait yang pendek-pendek akan membantu pembaca memahami intisari yang kita sampaikan.
2. Menulis bahasa narasumber dengan teknik parafrase (mengulang kembali dengan gaya bahasa sendiri/menyimpulkan dengan pendapat sendiri).

Menurut beliau apabila teknik parafrase masih dirasa sulit, maka kalian harus menambahkan kutipan dan penegasan penyebutan. 

Sebagai contoh pertama misalnya: "Dalam paparannya, Bapak Wijaya Kusuma menyebutkan bahwa kompasiana sangat bagus untuk meningkatkan kualitas tulisan kita."
Contoh kedua misalnya: "Kompasiana sangat baik untuk menunjang tulisan kita" ujar Bapak Wijaya Kusumah dalam menjelaskan materi tentang kompasiana.

Ada kalimat puitis dari beliau "Percayalah bahwa ada yang lebih sulit dari menyatakan perasaan, yaitu mengungkapkan sebuah tulisan agar bermakna di hati pembacanya."
Tapi tenang saja, ada obatnya juga nih ternyata kata beliau. Ikuti ya langkah-langkahnya. 
Pertama, terus memupuk sikap percaya diri.
Kedua, menulis dengan gaya sendiri. Sampai tulisan itu memiliki kekhasannya.
Ketiga, hindari plagiarisme. Copy paste sangat dilarang dalam menulis. Termasuk meng-copy seluruh pernyataan narasumber. Di setiap kelas BM acap kali peserta melakukan plagiarisme terhadap resume temannya. Ini tentu hal yang sangat tidak baik, karena mampu mematahkan mental sesama penulis. 

Ketika kita menjadikan resume teman sebagai rujukan dalam meresume, maka kita harus merangkai tulisan kita dengan gaya bahasa sendiri dan dengan teknik parafrase. Meng-copy paste seluruh ucapan narasumber tanpa teknik parafrase sama hal nya dengan mencuri kekayaan intelektual narasumber. Jadi, sangat perlu bagi kita untuk menjadi. 

Langkah-langkah di atas disampaikan oleh sang pemateri cantik kita dengan tatanan yang rapi. Semoga ini bukan salin tempel yang dimaksud. Tolong dimaafkan kalau iya. Mohon bimbingan dan petunjuknya. 

Beliau menyampaikan lagi, apabila masih terasa sulit menulis sebuah resume yang benar, kita bisa menggunakan teknik ADIKSIMBA, itu akronim dari Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa dan Bagaimana. Sepertinya ini patut dicoba, terutama untuk saya sendiri. 
Saking asyiknya melihat materi yang disampaikan beliau tidak terasa sudah mau ditutup dan hampir lupa melanjutkan resume. 
Ada kalimat penutup yang indah lagi dari beliau. Izin saya tampilkan di sini ya. 
Masya Allah semakin kagum dengan beliau, semoga saya dapat termotivasi untuk membuat resume yang indah dan baik seperti beliau. Semoga para pembaca juga dapat tertarik dan menunggu apa yang akan saya tulis selanjutnya. 
 
Penulis : Gina Dwi Septiani

Rabu, 24 Agustus 2022

Resume ke-2 Belajar Menulis @27

Resume ke-2
Gelombang 27
Tanggal : 24 Agustus 2022
Tema : Menjadikan Menulis sebagai Passion
Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.
Moderator : Dail Ma'ruf
Materi hari ini akan menghasilkan buku antologi tentang menulis berjudul "The Power of Writing". Materi tersebut disampaikan oleh Ratu Antologi, Ibu Sri Sugiastuti, yang sering dipanggil Bu Kanjeng dari Solo. 
Moderator, Pak Dail Ma'ruf membuka pelatihan hari ini dengan memperkenalkan sang pemateri. 
Tidak lama, Bu Kanjeng langsung meminta kami, para peserta untuk membaca terlebih dahulu postingan terbaru beliau. Berikut postingan beliau tentang healing, http://www.srisugiastutipln.com/2022/08/healing-lahir-batin.html 

Postingan tersebut menceritakan perjalanan beliau saat di Labuan Bajo. Beliau berharap para pembacanya bisa mendapatkan hikmah dari kisahnya. 
Penasaran? Kalian tinggal klik link postingan yang sudah saya bagikan di atas ya😁

Bu Kanjeng mengatakan karena tema malam ini berkaitan dengan semangat menulis, maka harus dihubungkan dengan mindset/pemikiran kita. Beliau pun menyampaikan bahwa Passion atau renjana adalah  suatu gairah yang ada di pikiran kita. Jadi layaknya orang hidup yang membutuhkan gairah menulis setiap saat. Menulis menjadi satu kebutuhan. 
Sehingga dapat diambil intinya oleh Moderator, jadi dengan menjadikan menulis sebagai Passion, kita jadi menikmati proses menulis. 

Bu Kanjeng menyampaikan bahwa menurut beberapa ahli menulis itu satu pekerjaan atau profesi yang mulia. Jangan pernah takut menulis. Apalagi punya prasangka negatif bahwa menulis itu adalah BAKAT. Ini salah besar. Karena yang sesungguhnya menulis itu adalah keterampilan tertinggi setelah  berbicara, mendengar dan membaca. Beliau mengatakan juga setiap orang terlahir ke dunia sebagai pemenang.  Mereka memiliki potensi dari  Allah yang siap dikembangkan. Jangan pernah mengkerdilkan diri sendiri.
Ternyata kita terlahir Luar Biasa dan Multi talenta, kalimat seperti ini semakin memotivasi diri. 

Di samping kelebihan daripada menulis, adapula hambatan dan kendala yang harus dilalui. Berikut ini kendala yang sering ditemui. Pertama, terasa tidak memiliki bakat menulis. Hal ini sering kali menjadi penghambat saya juga dalam memulai untuk menulis. Rasanya hasil tulisan saya tidak sebagus orang lain, sehingga minder untuk membuat tulisan lainnya. 
Kedua, tidak memiliki waktu. Pengalaman pribadi, terkadang memang ini sering terjadi. Walaupun faktanya ini hanya dijadikan alasan saja bagi saya yang masih belum percaya diri untuk menulis. Padahal jika melihat postingan Bu Kanjeng sebelumnya membuktikan bahwa kita bisa menulis apa saja yang dialami. 
Ketiga, tidak memiliki ide. Ini pun menjadi alasan utama tidak mulainya proses menulis. Ide sering kali datang dan pergi begitu saja. 
Keempat, tidak mau dikritik. 
Kelima, tidak suka menulis. 
Semua itu bisa dihindari dengan mengubah mindset kita terlebih dulu. Kemudian siapkan waktu untuk menulis, jangan baper atau minder. Serta didukung pula dengan memperbanyak membaca dan membangun komunitas literasi. Begitu yang disampaikan Bu Kanjeng. 
Adapun langkah-langkah menjadi penulis yang baik menurut beliau, sebagai berikut. 
1. Read 
Apabila ingin menjadi penulis yang baik, kita harus banyak membaca buku (berbagai jenis) 
2. Discuss
Pentingnya berbagi pemikiran dengan orang lain. Bahkan jika memungkinkan kita memiliki mentor dalam menulis. 
3. Look and Feel
Melihat dan merasakan apa yang dilihat dan dibaca di media juga dapat menjadi tahapan menjadi seorang penulis yang baik. 
4. Socialize
Kita dapat mengomunikasikan seberapa banyak pengetahuan, pengalaman, kisah yang bisa kita ambil. 

Di samping itu Bu Kanjeng juga memberikan Writing Preparation. Yang berisi tahapan-tahapan sampai tahap publishing. 
Namun inti dari semuanya adalah Menulis itu Harus Sabar. Penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan dalam proses menulis. 

"Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir harus sempurna dan terlalu idealis." kata Bu Kanjeng. 

Penulis : Gina Dwi Septiani








Senin, 22 Agustus 2022

Resume ke-1 Belajar Menulis @27

Resume ke-1
Gelombang 27
Tanggal : 22 Agustus 2022
Tema : Menulis di Kompasiana
Narasumber : Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.
Moderator : Widya Setianingsih


Sebelum mengikuti pelatihan ini, materinya dirasa begitu menarik. Tidak sabar untuk segera belajar menulis. Walaupun mendengar kata "Kompasiana" terdengar tidak asing. Tapi saya ingin mendapatkan ilmu baru dari pelatihan ini. 
Moderator memperkenalkan Narasumber dengan puisi akronim di awal pelatihan hari ini. Om Jay begitu panggilan akrab narasumber, yang bernama asli Wijaya Kusumah. 
Beliau membuka pelatihan ini dengan mengajak para peserta untuk mengikutinya akun youtubenya. Kemudian beliau menceritakan aktivitas yang dilakukannya yaitu sedang mengerjakan tulisan di Kompasiana. Tulisan yang diambil dari kisah nyata yang baru dan sedang ramai dibicarakan. Kisah kasus Ferdy Sambo, OTT KPK Rektor Lampung dan Seleksi Calon Guru Penggerak. 
Yang menarik perhatian saya adalah kalimat beliau yang dapat menjadi motivasi yaitu "Sebuah tulisan tidak bisa langsung sekali jadi, kita perlu menata kalimat demi kalimat yang mudah dipahami."
Sebuah kalimat penuh makna, yang akan menjadi pedoman awal saya untuk menulis. Kagum kepada beliau yang tetap berusaha rutin untuk menulis di tengah kesibukan. Memang terkadang rasanya berat meluangkan waktu meskipun sedikit. Menulis itu memang harus dipaksakan. Karena kalau tidak berusaha untuk memulai, tidak akan jadi-jadi. Itu yang pernah saya alami. 
Saran dari Om Jay, kita perlu menulis kalimat pembuka yang menjadi topik pembicaraan saat ini. Beliau juga menyampaikan bahwa kita mendapatkan ide menulis dari video dengan menuliskan salam sudut pandang yang berbeda. 
Om Jay pun mengatakan bahwa hal paling sulit adalah mengembangkan tulisan di kompasiana agar dengan senang pembaca memberikan penilaian kepada tulisan kita. 
Para pembaca bisa memberi penilaian:
AKTUAL
BERMANFAAT
INSPIRATIF
MENARIK
MENGHIBUR
UNIK

Beliau juga menyampaikan bahwa apabila tulisan tidak baik/bagus dapat dijadikan motivasi untuk menulis lebih baik. 
Khusus bagi pemula, beliau juga menyarankan untuk tidak berlangganan dulu di kompasiana. Sebaiknya gunakan dulu blogger.com yang masih gratis. 

Penulis: Gina Dwi Septiani