Jumat, 30 September 2022

Resume ke-18 Belajar Menulis @27

Resume ke-18
Gelombang 27
Tanggal : 30 September 2022
Tema : Menulis Puisi
Narasumber : Dr. E. Hasanah, M.Pd.
Moderator : Dail Ma'ruf

Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata Puisi? 

Kalau saya sendiri langsung berpikir tentang kata-kata yang disampaikan dengan indah serta penuh makna. Pernah membuat sebuah puisi, namun belum begitu paham bagaimana puisi yang baik itu. 

Materi Menulis Puisi malam ini tentunya dinantikan oleh para penulis hebat masa depan. 

Narasumber malam ini bernama E. Hasanah. Beliau baru saja menyelesaikan pendidikan S3 Ilmu Pendidikan Prodi Manajemen Pendidikan dan bertugas sebagai Pengawas Madrasah Aliyah. 

Ternyata beliau ini juga adalah alumni kelas belajar menulis gelombang 18. Beliau berhasil meyakinkan peserta kelas belajar menulis gelombang 25&26 bahwa mereka penulis hebat, sehingga bisa menghasilkan antologi puisi. 
Berikut sekilas CV beliau. 
Beliau telah menuliskan buku solo dan 72 Antologi ber sama-sama penulis kelas Belajar Menulis asuhan Om Jay. 
Beliau pun membagikan materi puisi sebagai berikut. 
Sebelum membuat puisi, marilah pahami beberapa hal berikut ini. 
1. Puisi itu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan/pikiran serta tanggapan terhadap sesuatu. 

2. Karya satra yang terikat oleh rima-irama-matra-larik dan bait

Apakah perbedaan dari kelima pengikat puisi tersebut? 

a. Rima itu bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.

b. Irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih.

c. Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama.

d. Larik itu baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.

e. Bait adalah satu kesatuan puisi yang terdiri dari beberapa baris. 

Struktur dan Jenis Puisi
Ternyata ada berbagai jenis puisi berikut ini. 
Puisi Lama dan Puisi Baru

Berikut ini puisi-puisi karya para pujangga


Malam ini para peserta diberikan tantangan untuk membuat sebuah puisi. 

Buah Lelah 
Karya : Gina Dwi Septiani

Malam semakin larut 
Semangatku tak kunjung surut
Walau kondisi tak menurut
Badan pun butuh diurut

Mataku hampir terpejam
Tuk melepas lelah terpendam
Nikmati suasana malam
Terlelap tak berucap salam

Kurebahkan badan ke kasur
Hempaskan peluh tersungkur
Namun diriku tetap bersyukur
Harapan pun selalu mujur

Buah karya ini kutuliskan
Walaupun tak tahu kan tersampaikan
Pada siapa yang terpahamkan
Dengan apa yang kurasakan


Penulis : Gina Dwi Septiani

Resume ke-17 Belajar Menulis @27

Resume ke-17
Gelombang 27
Tanggal : 28 September 2022
Tema : Mengenal Penerbit Indie
Narasumber : Mukminin, S.Pd., M.Pd.
Moderator : Helwiyah
Apakah penerbit indie itu? 
Menurut Wikipedia, penerbit independen atau biasa disebut penerbit indie adalah cara alternatif untuk menerbitkan buku atau media yang bisa dilakukan secara mandiri oleh penulis. 

Kelas Belajar Menulis malam ini dibuka oleh sang moderator, Bu Helwiyah dengan sebuah pantun berikut ini. 
Bunga sekuntum Mekar berseri,
Disunting gadis dari Betawi,
Assalamu Alaikum pegiat literasi,
Salam jumpa dengan Bu ewi

Moderator pun menyampaikan pesan pembuka dari narasumber Pak Mukminin, S.Pd., M.Pd. seperti berikut. 
"Guru yg hebat adalah Guru yg berkarya dengan bukti menerbitkan buku. 
Memberi contoh langsung anak didiknya, ada bukti buku guru yg terbit untuk mendorong anak berkarya dan ikut terbitkan bukunya."

Untuk semakin mengenal narasumber malam ini, kalian bisa melihat tautan ini https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

Banyak sekali pengalaman dan buku yang telah beliau hasilkan. Di samping seorang guru dan penulis, beliau juga adalah salah satu Founder Penerbit Kamila Press. 
Beliau membagikan perjalanan hidup beliau dalam berkarya dalam blog https://cakinin.blogspot.com/2022/02/usia-56-tahun-aku-berkarya-dan.html

Tahukah kalian? 
Ternyata narasumber kita malam ini memulai belajar dari nol di usia 55 tahun. Beliau mengikuti pelatihan 30 kali pertemuan dan lahirlah buku resume beliau yang laris manis "Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar" . Beliau menulis dengan hati dan mengikuti petunjuk mentor. Akhirnya kini berhasil terjual hampir 500 buku. 
Pak Mukminin mengatakan bahwa pada zaman milenial ini semua org bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. 
Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. 
Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku menjadi yang bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. 

Makan dari itu untuk bisa terlatih dalam menulis, seseorang membutuhkan ketekunan dan perjuangan. Di samping itu diperlukan juga tekad dan motivasi tinggi supaya kuat mental ketika menjalani proses menulis.

Apabila berbicara motivasi, ada kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya. Berikut ini kalimat motivasi yang disukai narasumber. 

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Kembali ke tema malam ini, jadi bagaimana sebenarnya cara menulis dan menerbitkan buku? 

Beginilah pemaparan narasumber. 
Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

Seorang yang ingin bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yang harus dilalui: 

1. Prawriting
a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar (Pay attention).
b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting
Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai (passion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuk kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi
Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting
Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editing. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi  
Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Pertanyaannya apakah Anda sudah mempunyai pandangan penerbit yang akan menerbitkan buku Anda? 

Jawabnya adalah penerbit Independen (penerbit Indie) yang bapak suka. Di dalam grup ini ada 3 penerbit indie:
- Oase
- Gemala
- YPTD dan 
- Kamlia Press Lamongan.

Bapak ibu sebelum menerbitkan buku marilah kita melek dulu tentang penerbit.

Ayo Melek Penerbit Buku 
(Penerbit Mayor dan Penerbit Indie ) 

Pak Mukminin menyampaikan perbedaan dari Penerbit Mayor dengan Penerbit Indie sebagai berikut. 

1. Jumlah Cetakan di penerbit mayor
Penerbit mayor : mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dan lain-lain. 

2. Pemilihan Naskah yang Diterbitkan
Penerbit mayor : 
Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

Penerbit indie : 
Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3. Profesionalitas
Penerbit mayor : 
Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

Penerbit indie : 
Penerbit indie pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper (kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet (bookpaper).

4. Waktu Penerbitan
Penerbit mayor : 
Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

Penerbit indie :
 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti
Penerbit mayor : 
Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

Penerbit indie : 
Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan
Penerbit mayor : 
Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

Penerbit indie : 
Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Apakah sudah terpikirkan penerbit yang akan menerbitkan buku kalian? 
Jawabnya adalah penerbit independen (indie) yang banyak disukai. 

Salah satu alternatif penerbitan yang diberikan narasumber yaitu Kamila Press Lamongan. 
Penerbit tersebut melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editingLay out, dan  design cover buku dengan harga terjangkau. 

Adapun syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dengan fotonya dan Sinopsis. 

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf 
Arial, Calibri atau Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com
[28/9 19.46] Mukminin: Harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).

✓ Biaya Cetak buku  A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih  
(termasuk biaya ISBN, Lay out, edit, cover buku, PO buku, sertifikat). Minimal cetak 10 buku mulai 1 SEPTEMBER 2022. 
 
Catatan :
Karya yang mau cetak, naskahnya dalam word 
Urut : judul, kata pengantar, daftar isi, naskah sesuai urutan isi, Daftar pustaka jika ada, sinopsis, dan foto dan biodata penulis. 

CETAK BUKU A5: 
A. 60 halaman: 
# Cetak 10 buku/ eksp. =  645.000 + Ongkir

B. 70 hlm:  
# Cetak 10 buku = 665.000 + Ongkir

C. 85 hlm : 
# Cetak 10 buku = 673.000 + Ongkir 

D. 90 hlm:
# Cetak 10 Buku = 728.000 + Ongkir 

E. 100 hlm: 
# Cetak 10.Buku = 738.000 + Ongkir

F. 125 hlm: 
# Cetak 10 buku = 764.000 + Ongkir 

G. 150 hlm= 
# Cetak 10 buku = 815.000 + Ongkir 

H. 200 hlm: 
# Cetak 10 buku = 855.000 + Ongkir 

I. 250 hlm:
# Cetak 10 buku = 915.000 + Ongkir 

J. 300 hlm:
# Cetak 10 buku = 970.000 + Ongkir

H. 350 hlm.
# Cetak 10 buku = 1.120.000 + Ongkir 

I. 400 hlm.
# Cetak 10 buku = 1.170.000 + Ongkir

J. 450 hlm.
# Cetak 10 buku = 1.220.000 + Ongkir

K. 500 hlm. 
#Cetak 10 = 1.270.000 + Ongkir 

# SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT, MAKA

Lebihnya dihitung harga cetak ulang ( CETAKAN BUKU KE-11 dst.): 

1.Cetak buku 60 hlm harga @ 22.000
2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @23.000
3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 25. 000
4. Cetak buku 140 hlm harga @ 30.000
5. Cetak buku 150 hlm @ 31.000
6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 42.000
7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  47.000
8. Cetak 320 hlm. Harga @ 48.000
9. Cetak 340 hlm. Harga @ 50.000
10.Cetak 360 hlm. Harga  @ 52.000
11. Cetak 380 hlm. Harga  @ 55.000
12. Cetak 400 hlm. Harga @  57.000
13. Cetak 420 hlm. Harga @  59.000
14. Cetak 440 hlm. Harga @  62.000
15. Cetak 480 hlm. Harga @  65.000
16. Cetak 500 hlm. Harga @ 67.000

"Ayo Terbitkan Buku Anda untuk Anak Cucu Kita" ajak Pak Mukminin. 

Nah, bagi yang sudah siap naskahnya, lanjutkan persiapan untuk diterbitkan. Bagi yang belum, sama seperti saya, yuk berjuang bersama supaya bisa segera menerbitkan buku solo. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

Penulis : Gina Dwi Septiani

Senin, 26 September 2022

Resume ke-16 Belajar Menulis @27

Resume ke-16
Gelombang 27
Tanggal : 26 September 2022
Tema : Langkah Menyusul Buku Secara Sistematis
Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd., M.Pd.
Moderator : Sim Chung Wei, S.P.
Dalam pertemuan sebelumnya, Bu Musiin sudah memberikan akun youtube narasumber malam ini yaitu Pak Yulius Roma Patandean. Apabila melihat dari akun youtube-nya, ternyata beliau adalah seorang guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Di samping pembelajaran di kelas, beliau juga banyak membagikan berbagai tips di akun youtube-nya. Salah satunya tentang bagaimana membuat daftar isi sampai daftar pustaka secara otomatis. Kalian bisa melihat melalui tautan berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Semakin penasaran dengan pemaparan materi hebat yang akan disampaikan oleh beliau. 

Mengawali kelas malam ini, sang moderator Koko SIM memperkenalkan sang narasumber melalui tautan berikut https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html
Seperti yang telah diketahui sebelumnya narasumber kita ini adalah seorang guru Bahasa Inggris yang berasal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Beliau juga adalah salah satu alumni Belajar Menulis gelombang sembilan. 
Sekarang ini beliau sedang menggarap 2 buku. Buku pertama berjudul Perjalanan Implementasi Kurikulum Merdeka, berisi pengalaman pribadi beliau ketika menjadi instruktur kurikulum merdeka. Buku Kedua berjudul Antologi Puisi Kemerdekaan, merupakan bagian dari program pengembangan literasi sekolah yang beliau gagas dan resmikan 17 Agustus 2022. Setiap penulis yang mengikuti lomba menulis puisi tersebut diberi penghargaan pada HUT RI tersebut. 

Bagaimana langkah-langkah menyusun buku secara sistematis? 

Berikut ini pemaparan dari narasumber:
1.Terdapat banyak cara yang efektif dalam mengedit dan menyusun naskah buku secara sistematis, salah satunya bisa menggunakan Mendeley. Akan tetapi pada akhirnya, keberhasilan akan menjadi tanggung jawab penulis ketika ia berusaha untuk mengembangkan gaya dan proses yang sesuai untuk dirinya, terutama bagi kita selaku penulis pemula.

2. Mencari referensi, bantuan penulisan, dengarkan saran, baca contoh-contoh tulisan dari penulis pemula yang telah berhasil. Akan tetapi hal terbaik yang dapat bapak/ibu lakukan adalah mulai menulis. Tuliskan beberapa kata dan lanjutkan....terus menulis dan "buktikan apa yang terjadi", kata Omjay

3. Akan ada banyak percobaan dan kekeliruan serta kejenuhan yang akan dialami, tetapi pada titik tertentu, kita hanya perlu menulis. Berhasilnya tulisan tidak akan pernah terjadi jika kita tidak mencobanya, termasuk mengedit naskahnya.

4. Ketika kita menulis, kita akan menemukan apa yang kita sukai. kita akan memutuskan urutan apa yang ingin dilakukan, dan kita akan mempelajari alat dan perangkat lunak penulisan mana yang paling cocok untuk kita gunakan. Dengan tujuan, akan membuat naskah buku lebih mudah untuk diselesaikan.

5. Bagaimana menikmati menulis dan mengedit naskah? 
Bagi Pak Yulius (narasumber) hanya menggunakan fasilitas murah meriah dari Microsoft Word. Berikut ini saya bagikan tutroialnya lewat channel YouTube beliau, sama dengan tautan sebelumnya. 
a. Cara membuat daftar isi, kutipan, indeks, dan daftar pustaka. 
Kalian wajib menonton youtube beliau sampai habis, karena isinya sangat bermanfaat. Apalagi bagi kalian yang ingin menyukai hal praktis, beliau menjelaskan secara jelas dan sistematis. Kalian pasti bisa segera mempraktikkannya. 

b. Cara membuat judul, bab, dan sub judul. 

6. Setelah kita menemukan gaya/cara mengedit naskah tulisan dan melakukannya beberapa kali, tentunya kita akan memiliki wawasan sendiri untuk terus dipraktekkan dan kalau perlu dibagikan kepada orang lain. 
Dunia menulis terus berkembang, dan siapa pun yang telah menulis, baik buku solo, antologi, fiksi atau non fiksi, pastinya akan memiliki pengalaman berharga untuk dilakukan dan dibagikan.

7. Sebuah buku yang bagus tidak akan pernah membuahkan hasil jika kita tidak memiliki ide buku yang bagus pula untuk memulainya. 
Kita dapat menulis sesuatu dengan ide apa pun, tetapi terkadang ide itu tidak cukup untuk menyelesaikan keseluruhan buku. Maka, keterampilan menyusun naskah buku ayng berserakan sangat penting, karena itu akan membantu menyambungkan ide-ide dari bab-bab yang ada.

8. Ide bagus bisa datang dari mana saja. Dari kalimat di buku lain hingga percakapan yang kita dengar,atau bisa saja ketiak sedang menikmati secangkir kopi Toraja hangat, seperti malam ini.

9. Setiap penulis memiliki proses yang berbeda, dan proses tersebut akan berkembang dan berkembang terus ketika kita terus menulis. 
Jika bapak/ibu adalah penulis pemula, pertimbangkanlah bahwa “saya harus bisa menerbitkan buku solo pertama saya” dengan cara dan gaya saya sendiri. Itu akan sangat berkesan dan bernilai.

10. Mengedit naskah buku adalah salah satu sesi yang paling akan membosankan, memakan waktu, dan sering membuat frustrasi dalam proses penulisan. 
Meskipun sama sekali tidak dapat dihindari, mengapa tidak membuatnya lebih mudah dengan melakukan seperti apa yang telah beliau praktikkan selama ini. Beliau telah terbiasa mengedit naskah tulisan saya, termasuk mengedit naskah buku-buku lainnya.

Beberapa orang bertanya tentang Mendeley. 
Menurut Pak Yulius, setiap penerbit memiliki anatomi buku masing-masing. Dalam pengeditan dan finishing-nya bisa saja menggunakan Mendeley. Nah, sebenarnya apa itu Mendeley? 

Beliau pun memberikan penjelasan sebagai berikut. 
Mendeley adalah software. Bisa dieksplorasi di sini https://www.mendeley.com/

Dalam forum tanya jawab beliau juga menambahkan tentang penulisan daftar pustaka. 
Cara membuat daftar pustaka dari website yang tidak ada nama penulis atau tahun dirilisnya adalah dengan mencantumkan nama websitenya, jika tidak tercantum editor/writer-nya sementara tahun dikosongkan saja. Jika menggunakan teknik input referensi di Ms word. maka daftar pustaka otomatisnya akan diberi kode sendiri oleh word.
Tampilan di atas merupakan hasil daftar pustaka dari website tanpa pengarang dengan menggunakan style Turabian di Ms. Word. 

Berikut ini juga salah satu buku beliau yang bagi saya menarik. Ternyata sudah tersedia di Google Play https://play.google.com/store/books/details/Flipped_Classroom_Membuat_Peserta_Didik_Berpikir_K?id=DzwzEAAAQBAJ&hl=pa&gl=US dan ada juga di gerai Gramedia.
Kalimat penutup dari Pak Yulius, sang narasumber malam ini, disampaikan dengan penuh motivasi sebagai berikut. 

Pengalaman berharga adalah Kejenuhan. 
Beliau pernah berbincang dengan salah seorang guru berprestasi tingkat nasional. Guru tersebut mengatakan akan ada waktunya bapak akan jenuh menulis jika tidak memiliki tujuan. Jika tujuan menulis hanya sebatas ikut lomba, setelah lomba tersebut, niat menulis akan menurun. Dan itu yang beliau alami.

Beliau juga kadang jenuh karena keterbatasan waktu dan kesibukan. Apalagi saat ini beliau disibukkan dengan kehadiran buah hati kedua. Ke sekolah pun dan bahkan mengajar pun di kelas beliau terbiasa gendong anak beliau. Sehingga kesempatan menulis ikut terkikis untuk menjaga dan bermain dengan anak. Tapi untuk mengatasi kejenuhan itu, pretty baby girl, beliau jadikan sumber tulisan dan beliau ikutkan lomba menulis. Syukurlah dilabeli penulis terbaik.


Penulis : Gina Dwi Septiani

Jumat, 23 September 2022

Resume ke-15 Belajar Menulis @27

Resume ke-15
Gelombang 27
Tanggal : 23 September 2022
Tema : Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber :  Musiin, M.Pd.
Moderator : Arofiah Afifi
Materi menarik bersama narasumber dan moderator cantik segera dimulai. Seperti biasa, diawali dengan perkenalan narasumber. Beliau adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMP Negeri Tarokan Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Beliau memiliki berbagai aktivitas dan prestasi. Ibu Iin begitu beliau dipanggil, juga merupakan alumni kelas menulis angkatan 8.
Tahukah kalian? Ternyata narasumber malam ini berawal dari nol, tidak pernah bermimpi untuk menulis buku. Namun setelah beliau mengikuti kelas Om Jay, perlahan terbukti bahwa Tidak Ada yang Tidak Mungkin, Kun Fayakun. 
Narasumber mengutip kata Prof Rhenaldi Kasali, "kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang."

Sebagai penyemangat narasumber, Bu Iin melampirkan foto hasil karya peserta menulis gelombang 8 yang berhasil masuk ke toko Gramedia berikut ini. 
Bu Iin juga menyampaikan bahwa beliau telah melawan ketakutan pada diri sendiri. Karena ternyata ketakutan itu merendahkan potensi diri untuk menulis

Salah satu buku yang memotivasi beliau untuk menulis yaitu "IS THERE A BOOK INSIDE YOU?" karya Dan Poynter & Mindy Bingham. 
Narasumber (Bu Iin) menyampaikan kutipan dari isi buku tersebut. 
Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.

Beliau juga mengatakan bahwa sebelum menulis, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Berikut ini contohnya. 
Alasan beliau ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
4. Mendorong diri sendiri untuk terus belajar.

Di samping itu beliau juga menyukai kutipan terkenal dari Imam Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer sebagai penguat untuk menjadi penulis. 
Fokus kembali pada materi utama malam ini yaitu Konsep Buku Nonfiksi. Beliau pun membagikan materi berikut ini. 
Buku nonfiksi adalah sebuah bentuk buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas isi kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Adapun contoh-contoh buku nonfiksi yaitu:
1. Buku Pedoman
2. Buku Teks
3. Buku Pelajaran
4. Buku Motivasi
5. Buku Filsafat
6. Buku Sains Populer
7. Kamus
8. Ensiklopedia
10. Biografi
11. Otobigrafi
12. Memoar

Berikut ini Ciri-ciri Buku Nonfiksi. 
1. Menggunakan Bahasa Yang Baku Atau Formal       
2. Menggunakan bahasa yang denotatif.
3. Isi buku berkaitan dengan fakta
4. Tulisan bersifat ilmiah popular
5. Hasil penemuan atau yang sudah ada

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis 
Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit. 
Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural 
Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster 
Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara. 

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni:
1. Pratulis
Berikut ini langkah-langkah dalam Pratulis. 
1.1. Menentukan tema
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain.
Misalnya: Pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

1.2. Menemukan ide
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 
a. Pengalaman pribadi
b. Pengalaman orang lain
c. Berita di media massa
d. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
e. Imajinasi
f. Mengamati lingkungan
g. Perenungan
h. Membaca buku
i. Survey
j. Wawancara

1.3. Merencanakan jenis tulisan
1.4. Mengumpulkan bahan tulisan
Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
a. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal;
b. Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal , atau informal;
c. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini;
d. Penemuan yang telah didapatkan.
e. Pemikiran yang telah direnungkan

1.5. Bertukar pikiran

1.6. Menyusun daftar

1.7. Meriset

1.8. Membuat Mind Mapping

1.9. Menyusun kerangka
Berikut ini Contoh Kerangka yang diberikan oleh Bu Iin kepada Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan. 
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Bu Iin mengikuti pesan Pak Yulis Patandean dalam Channel youtube https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be 
Dalam menulis isi buku sesuai dengan kerangka yang dibuat. Berikut ini merupakan anatomi buku nonfiksi.
Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

2. Menulis Draf
Berikut ini langkah-langkah dalam Menulis Draf. 
2.1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2.2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

3. Merevisi Draf
Berikut ini langkah-langkah dalam Merevisi Draf. 
3.1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
3.2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

4. Menyunting Naskah
Berikut ini langkah-langkah dalam Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI). Yang harus diperhatikan yaitu:
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

5. Menerbitkan
Salah satu tantangan dalam menulis juga yaitu memublikasikannya di media sosial. Narasumber pun berharap ini bukan menjadi salah satu penghambat. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

Rabu, 21 September 2022

Resume ke-14 Belajar Menulis @27

Resume ke-14
Gelombang 27
Tanggal : 21 September 2022
Tema : Kaidah Pantun
Narasumber :  Miftahul Hadi, S.Pd.
Moderator : Lely Suryani, S.Pd.,SD
Siapa yang suka pantun? 
Bagaimanakah cara membuat pantun yang benar? 
Yuk, bagi yang menyukai dan mau tahu cara membuatnya. Simaklah materi malam ini sebagai berikut. 

Dibuka oleh Moderator keibuan bernama Lely Suryani. Beliau memperkenalkan diri sebagai salah satu yang ditugaskan untuk menyukseskan kelas belajar menulis ini. Salah satu tulisan beliau yang pernah jadi artikel utama di Kompasiana bisa dilihat pada tautan ini https://www.kompasiana.com/lelysuryaniofficial8799/630c7e4a35578d2728233273/p3k-tak-dapat-dana-pensiun-bagaimana-nasibnya-dihari-tua

Berhubung materi malam ini Kaidah Pantun, Bu Lely pun memberikan Pantun buatannya. 
Lahan gambut luas sangat
Dekat penghuni pengantin baru
Ayo sambut dengan semangat 
Malam ini materi baru

Saya pun mencoba menjawab Pantun beliau. 
Serial sinetron belum tamat
Karena muncul tokoh yang cantik
Saya sambut dengan semangat
Materi Pantun yang menarik

Tidak lama, Bu Lely pun sebagai moderator memperkenalkan sang narasumber malam ini. Beliau adalah Pak Miftahul Hadi. Ternyata beliau ini berasal dari Jawa Tengah dan Calon Guru Penggerak sama dengan Bu Lely. 

Pak Miftah pun membukanya dengan sebuah pantun juga. Berikut ini pantun-pantun pembukaan dari beliau. 
Tapi kanal jembatan patah,
Jatuh ke semak peganglah tali,
Salam kenal saya Mas Miftah,
Dari Demak berjuluk kota Wali.

Kalau puan ke pulau Mepar,
Tampak pula si gunung Daik,
Kalau puan bertanya kabar,
Alhamdulillah kabar baik.

Beliau pun memperkenalkan diri sebagai seorang guru SD yang hobi menulis pantun. Beliau juga adalah alumni belajar menulis gelombang 17.

Ada sebuah pertanyaan dari beliau. Apa yang Anda pikirkan, ketika mendengar kata pantun? 
Nah, kalau saya sendiri, ketika mendengar Pantun yang terpikirkan adalah berbunyi sama baik sampiran maupun isi. Selain itu juga memiliki 4 baris setiap baitnya. 

Lebih jelasnya narasumber memberikan materinya sebagai berikut. 
Materi Kaidah Pantun yang disajikan oleh Miftahul Hadi. 
Sekilas biodata dari narasumber sebagai Guru di SD Negeri Raji 1, Demak, Jawa Tengah. 

Beliau pernah ikut terlibat dalam Pertandingan Cerdas Cermat Pantun kategori Guru/Pendidik bagi sebagai peserta maupun juri/pengadil.

Beliau sudah memiliki karya berupa buku antologi maupun solo. 
Pantun ini merupakan salah satu kekayaan seni verbal. 
Beberapa ahli memiliki berbagai pendapat mengenai pantun. Namun pada intinya begini penjelasan tentang pantun yang mencakup keadaan saat ini. 
Pantun termasuk ke dalam puisi lama yang terdiri dari empat barus atau rangkap, dua baris pertama disebut pembayang atau sampiran dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi. 
Sebelum membuat sebuah pantun, kita harus mengetahui ciri-ciri pantun sebagai berikut. 
1. Satu bait terdiri atas empat baris
2. Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
3. Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata 
4. Bersajak a-b-a-b
5. Baris pertama dan kedua disebut sampiran dan pembayang
6. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud

Adapula perbedaan pantun dengan karya sastra lainnya. 
Menurut Pak Miftah, perbedaan pantun dengan syair yaitu:
1. Kalau pantun, antara baris satu dan dua tidak ada hubungannya dengan baris tiga dan empat. Jadi sampiran dan isi berdiri sendiri. Sedangkan syair baris satu sampai empat saling berhubungan.

2. Dalam syair, sajaknya a-a-a-a.
Jadi Rima akhir (baris 1-4) memiliki bunyi yang sama.

Tahukah kalian? Ternyata ada pantun yang hanya terdiri dari dua baris disebut karmina (pantun kilat). Berikut ini contoh karmina. 
Daun keladi susun di gerbong,
Jangalah jadi orang yang sombong.

Adapula yang disebut gurindam. Jumlah barisnya juga ada dua. Antar baris satu dengan baris dua saling berhubungan (sebab akibat). Berikut ini contoh gurindam. 
Jika selalu berdoa dan dzikir,
Ringan melangkah jernih berpikir.

Ada yang mau membuat pantun? Inilah rahasia yang diberikan narasumber, Pak Miftah. 
Cara Mudah Menulis Pantun
1. Memahami Kaidah/Ciri Pantun
Cara pertama, pahami dulu kaidah serta ciri pantun. 
Hasil analisis pantun di atas yaitu:
Lihat baris pertama dan baris ketiga.
Kata rebung memiliki persamaan bunyi dengan bergabung.
Kata kuini memiliki persamaan bunyi dengan kata ini.
Rebung dengan bergabung, memiliki persamaan bunyi empat huruf. Maka disebut sajak penuh.

Lalu lihat baris kedua dengan baris keempat.
Kata talas memiliki persamaan bunyi dengan kata kelas.
Kata seruntun memiliki persamaan bunyi dengan kata pantun.
Sama halnya, seruntun dengan pantun. Memiliki persamaan bunyi tiga huruf. Juga disebut sajak penuh.

Berbeda dengan pantun yang dibuat oleh Ibu Suartini Iklima berikut ini
Makan sambal sejak kini
Jika suka ikan teri
Mungkin salah saya memperediksi
Jika narasumber sudah beristeri

Hasil analisisnya sebagai berikut. 
Lihat baris pertama dengan ketiga 
Baris pertama berakhiran ni
Baris ketiga berakhiran ri
Hanya sama satu huruf, maka disebut sajak paruh.

Adapun sajak berdasarkan posisi/letak.
Pantun nomor 1 memiliki rima akhir yang sama dan memakai rima penuh. Hal itu dapat dilihat dari kata yang diberi warna merah. Sedangkan pantun nomor 2 rimanya berada di tengah dan akhir kalimat, sehingga disebut pantun bersajak tengah dan akhir. 
Pantun nomor 3 memiliki rima di awal,  tengah dan akhir. Pantunnya disebut juga pantunakhi dengan sajak awal, tengah dan akhir. Kalian bisa perhatikan sajak awal berbunyi Ja-Ji-Ja-Ji (jangan-jika-jangan-jika) 

Sedangkan pantun nomor 4 bisa disebut pantun dengan sajak yang lengkap. Baik letak maupun bunyi akhirnya. Perlu ketelitian untuk membuatnya. Semua kata di tiap barisnya berwarna merah. Itu artinya, setiap kata memiliki Rima atau persamaan bunyi yang sama.

2. Menguasai Pembendaharaan Kata
Catatan narasumber:  Menulis pantun akan semakin mudah ketika kita memiliki perbendaharaan kata dengan Rima sama. 

3. Menulis Isi Pantun
Dalam membuat pantun, usahakan membuat baris ketiga dan keempat (isi) terlebih dahulu. 

4. Menulis Sampiran Pantun
Jika isi pantun sudah jadi, maka sampiran akan mengikuti.

Tambahan tips dari narasumber supaya kita bisa membuat pantun. 
1. Hindari penggunaan nama orang dalam membuat pantun.
2. Hindari penggunaan nama merk dagang.
3. Hindari pengulangan kata di tiap barisnya.

Pak Miftah pun memberikan tantangan untuk melakukan praktik membuat pantun dari isi yang sudah disediakan sebagai berikut. 
. . . .
. . . .
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Para peserta diminta untuk mengisi sampiran pantun yang dikosongkan. 
Saya pun mencoba membuat sampirannya, walaupun tidak sempat dibagikan di grup chat. 
Memanjat pohon kayu jati
Digigit semut tidak terasa

Apabila digabungkan menjadi pantun seperti berikut ini
Memanjat pohon kayu jati, 
Digigit semut tidak terasa. 
Apa tanda kasih sejati,
Akan teringat sepanjang masa.

Bukan hanya itu, ada tantangan lain yang diberikan oleh narasumber. 
Berikut ini Pantun bertema Merdeka Belajar dibuat oleh Gina Dwi Septiani. 
Benua apa yang paling besar
Tentulah pasti Benua Asia
Mari dukung merdeka belajar
Untuk kemajuan Indonesia

Penulis : Gina Dwi Septiani

Senin, 19 September 2022

Resume ke-13 Belajar Menulis @27

Resume ke-13
Gelombang 27
Tanggal : 19 September 2022
Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto, S.Pd.
Moderator : Purbaniasita K.S., S.Pd.

Apa itu Proofreading
Dikutip dari Penerbit Deepublish, Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Ini adalah tahap paling akhir dari proses penulisan, ketika Anda memperbaiki kesalahan ejaan dan tanda baca kecil, kesalahan ketik, masalah pemformatan, dan inkonsistensi.

Lebih jelasnya akan dikupas tuntas oleh narasumber kita malam ini, Pak Susanto, S.Pd. Beliau sering dipanggil Pak D Sus. Beliau merupakan salah satu penulis yang cukup berpengalaman. Tidak hanya menulis beliau juga dikenal sebagai editor dan kreator konten. Beliau sehari-hari mengabdikan diri sebagai guru sekolah dasar di kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Pak D Sendiri adalah alumni kelas BM angkatan 15.
Untuk mengenal lebih jauh pak D, berikut tautan Profil Pak D https://blogsusanto.com/artikel/

Narasumber langsung mengajak kita melakukan proofreading atau uji baca lalu menuliskan kembali tersebut menjadi tulisan dengan ejaan yang lebih baik. 

"Pada hari Minggu, 18-09-2022 suamiku bersama teman-temannya. Mengadakan memancing ikan mas. Biasanya hari libur digunakan untuk libur bersama."

Setiap peserta memberikan komentar perbaikan dalam penulisannya. Namun hanya satu penulisan yang benar yaitu komentar Pak Darno, sebagai berikut. 
Pada hari Minggu tanggal 18 September 2022, suamiku memancing ikan mas bersama teman-temannya. Biasanya, hari libur digunakan untuk libur bersama.

Saya ikut mencoba menjawab, begini komentar narasumber. 
Ibu Gina DS
Minggu, 18 September 2022, Biasanya hari libur digunakan untuk libur bersama. Suamiku bersama temannya mengadakan memancing ikan mas.

Minggu, 18 September 2022, Biasanya hari libur digunakan untuk libur bersama. Suamiku bersama temannya mengadakan memancing ikan mas.

Kata biasanya, jangan dimulai dengan huruf kapital.

Narasumber mengatakan bahwa seorang penulis sebaiknya juga menjadi seorang proofreader, setidaknya untuk tulisannya sendiri.

Apakah tugas dari proofreader? 
Menurut Pak D, tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

Berikut ini yang harus diketahui oleh proofreader. 
1. Kalimat efektif dan tidak efektif
2. Ketepatan susunan kata maupun kalimat
3. Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak

Adapun alasan pentingnya proofreading yaitu supaya tulisan yang kita terbitkan, bisa dinikmati oleh khalayak luas. 
Narasumber menambahkan sebuah kutipan dari Pak Padil (Supadilah), juara banyak lomba menulis nasional sebagai berikut. 
Narasumber mengutip seperti ini:

"Oleh karena itu, jika mengikuti lomba blog, harus siap berlama-lama di depan laptop/komputer, bahkan beberapa penulis siap begadang untuk menyelesaikan tulisan agar menjadi tulisan yang baik dan bermutu."
Nanti link resume saya bagikan belakangan.

Beliau pun menambahkan: 
"Jangan terburu-buru mengirimkan artikel. Melihat kembali (review) tulisan adalah hal bijaksana yang harus dilakukan. Penggunaan bahasa baku dan tidak baku serta aturan teknis berkaitan engan ejaan perlu diperhatikan."

Pak D Sus, narasumber kita pun berpesan:
"Bertindaklah sebagai seorang calon pembaca"
Maksud dari kalimat tersebut adalah Memosisikan diri sebagai calon pembaca berarti membaca utuh tulisan kita yang sudah diselesaikan. 

Berikut ini beliau memberikan langkah-langkah proofreading:
1. Merevisi draf awal teks. 
Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

2. Merevisi penggunaan bahasa
Memperbaiki kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

3. Memoles kalimat 
Hal ini penting dilakukan untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

4. Mengecek ejaan
Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit. Di samping itu, harus diperhatikan juga pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, konsistensi nama dan ketentuannya. Perhatikan pula judul bab dan penomorannya

Catatan Penting Narasumber:
1. Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.

2. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

3. Bukalah selalu PUEBI Daring dan KBBI Daring untuk memeriksa kesalahan kalimat dan tanda baca. 

Beliau pun berbagi flyer tentang pemahaman PUEBI dan KBBI berikut ini. 
"Ingatlah sesudah mengetik tanda baca koma (,) berikan spasi."

Penulisan dialog tag seperti kata "ajak" harus menggunakan huruf kecil. 

Nah, ini yang seringkali terjadi. Perbedaan antara kata depan (di) dan (ke) dengan imbuhan (di-) dan (ke-) sebagai berikut. 
Kata depan (di) dan (ke) ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Ciri khas dari kata depan adalah diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat (benda). Sedangkan imbuhan (di-) dan (ke-) ditulis disambung/digabungkan dengan kata yang mengikutinya. Ciri khas dari imbuhan adalah disambung dengan kata kerja. 
Contoh Kata depan (di) dan (ke) bisa lihat gambar di atas. 
Contoh Imbuhan (di-) dan (ke-) :
di + beli (dibeli) - - - disambung

Pertemuan Kelas Belajar malam ini, seakan mengingatkan diri ini untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Belajar dari yang sederhana, belajar terus menerus sepanjang hayat. Semangat menuju diri yang lebih baik di masa depan. 
Sebagai penutup, Pak D Sus pun berpesan:
"Teruslah menulis JANGAN TAKUT dengan kesalahan ejaan dan sebagainya. 'Kan itu kegiatan akhir setelah menulis. Jadi, Jangan selesai nulis langsung klik publish, ya." 

"Meskipun alasannya agar F1 atau agar jangan ketinggalan kirim tantangan. Lambat-lambat saja, yang penting tulisannya enak dibaca."

Penulis : Gina Dwi Septiani

Jumat, 16 September 2022

Resume ke-12 Belajar Menulis @27

Resume ke-12
Gelombang 27
Tanggal : 16 September 2022
Tema : Menulis Semudah Ceplok Telor
Narasumber : Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH. 
Moderator : Widya Setianingsih, S.Ag.
Materi unik dan menarik didampingi moderator dan narasumber cantik. Segera akan didapatkan malam ini. Menulis Semudah Ceplok Telor, apakah kalian penasaran? 

Beginilah pemaparan materinya. 
Seperti biasa, moderator membuka dengan cara yang unik serta memberikan cerita motivasi. Cerita tentang asal usul pemilik KFC yang sekarang sudah terkenal di mana pun. Berbekal sikap yang gigih berusaha dan pantang menyerah. Sikap itu pula yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Sebagai penulis kita harus berusaha, pantang menyerah, walaupun tulisan kita belum ada peminatnya. Di samping itu kita harus memiliki motivasi yang kuat untuk setia menulis dalam kondisi lapang dan sibuk kita. 

Terasa sulit bukan? 
Ya, begitu pula yang saya rasakan. Banyak godaan, halangan untuk mengikuti setiap pertemuan belajar menulis ini. Apakah kalian mengalami juga? 
Yuk, bersama kita berusaha untuk melaluinya. Yakinlah kita pasti bisa, kita pasti terbiasa. Insya Allah.

Berkenalan dahulu dengan narasumber hebat malam ini dengan melihat profil beliau lewat tautan ini http://www.guruinspirasintt.com/2021/09/profil-ibu-guru-cantik.html
Moderator pun merangkum profil dari narasumber seperti berikut ini. 
Beliau adalah seorang penggerak literasi dari Kupang Nusa Tenggara Timur. Beliau dikenal sebagai penggerak pemberantasan buta aksara bagi kaum ibu dan anak. Semangat pantang menyerah Beliau tak menyurutkan segala hambatan dan rintangan yang menghadang. Founder menulis Agupena Beliau dirikan untuk mewadahi semangat literasi di sana. 
Walaupun kesibukan Beliau sebagai kepala sekolah SMP Negeri 3 Kupang Barat Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang, tak mengurangi semangat juang Beliau untuk terus bergerak mencerdaskan anak negeri. 
Beliau adalah Dra Lilis Ika Herpianti Sutikno SH. 

Tantangan dari narasumber, siapa saja yang meninggalkan jejak di tautan Blog beliau akan diberikan souvenir dari NTT. Wah, amazing. 
Saya pun mencoba meninggalkan jejak. Seperti ini komentar saya di blog beliau. 
Selanjutnya, beliau memberikan kalimat pembuka berikut ini. 
"Untuk menjadi penulis modal awalnya adalah membaca, untuk itu saya akan bagi blog saya tentang Menulis Semudah Ceplok Telur."
 Kami diajak untuk membaca materinya di blog beliau. Ini tautannya http://www.guruinspirasintt.com/2021/10/menulis-semudah-ceplok-telur.html dan 

 Gaya menulis beliau begitu menarik. Beliau menuliskan hal-hal yang telah dialami. Begitu mengalir, seolah kita terbawa pada suasana dalam tulisan itu. Benar serasa menceplok telur. 
Dalam salah satu postingan blog beliau yang diawali dengan kalimat yang memotivasi dan saya suka berikut ini. 
"Semua pengalaman hidup yang kita alami tampak biasa-biasa saja, tetapi bisa menginspirasi orang lain ketika kita mau menuliskannya. Jadi, sayang sekali kalau pengalaman tersebut hanya kita simpan di dalam pikiran. Maka, tuliskanlah !."

Ternyata tulisan tersebut beliau juga dapatkan dari buku yang baru beliau beli. Buku tersebut berjudul "Panduan Menulis True Story". Buku ini berisi Cara mudah dan kreatif menulis kisah nyata inspiratif yang menggugah dan tidak mudah dilupakan! Siapakah penulisnya? 
Dia adalah Dwi Suwiknyo dan penulis Trenlis.co Lainnya. 

Bunda Lilis Sutikno, sang narasumber pun memiliki pendapat tersendiri tentang menulis. Bagi beliau menulis itu luapan rasa cinta yang tak sampai. Kalian bisa melihat tulisan beliau di sini https://guruinspirasintt.blogspot.com/2020/04/menulis-adalah-luapan-rasa-cinta-yang.html

Beliau pun berpendapat bahwa tulisan itu adalah buah dari ketekunan dalam membaca buku, dan belajar, kemudian mempraktekkannya. Di samping itu dalam menulis harus berani bertanya kepada ahlinya. 

Beliau juga berbagi alasan beliau tidak aktif di blog. Berikut ini alasannya. 
1. Bunda memiliki komunitas menulis di Nusa Tenggara Timur. 
Melalui komunitas tersebut, Bunda berhasil membangun perusahaan suami dikembangkan menjadi Penerbitan Buku dengan biaya bisa terjangkau untuk masyarakat NTT dan BEBAS ONGKIR

2. Bunda trauma ada sahabat literasi yang memiliki tulisan di blog digunakan judul buku Cover Buku oleh orang yang tak bertanggung jawab. 
Wah ngeri sekali ya, sepertinya kita harus lebih selektif dalam mengunggah sesuatu di blog. Supaya tidak mengalami hal yang tidak diinginkan. 

Ada kalimat motivasi yang narasumber dapatkan dari Om Jay dan akan beliau abadikan dalam Buku ketiga yang sedang diselesaikan. Beginilah kalimatnya. 
“Sebuah tulisan tidak bisa langsung sekali jadi, kita perlu menata kalimat demi kalimat yang mudah dipahami”.
Dr. Wijaya Kusuma, M.Pd.

Maksud dari kalimat tersebut adalah dalam menulis kita perlu memperhatikan tata bahasa, kalimat demi kalimat serta tanda bacanya. 

Cerita pengalaman narasumber yang saya garis bawahi, beliau setiap kali mendapatkan tantangan menulis, meskipun tidak mempublikasikannya, beliau langsung simpan kemudian segera cetak. Cara itu sepertinya bisa dijadikan salah satu alternatif dalam menulis. 
Beliau menulis setiap hari, meskipun tidak dimuat di blog maupun kompasiana. Namun dengan trade merk dagang GURU adalah Inspirasi. Beliau sudah menghasilkan dua buku dan sebentar lagi buku ketiga. 

Sungguh luar biasa, semoga kita dapat menerapkan ilmu yang didapatkan malam ini. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

Rabu, 14 September 2022

Resume ke-11 Belajar Menulis @27

Resume ke-11
Gelombang 27
Tanggal : 14 September 2022
Tema : Mengelola Majalah Sekolah
Narasumber : Widya Setianingsih, S.Ag.
Moderator : Yandri Novita Sari
Masya Allah tema malam ini semakin menarik. Bagaimana Mengelola Majalah Sekolah? 
Segera akan diketahui malam ini. 

Kalau kalian masih ingat, Narasumber malam ini adalah Moderator Om Jay saat pertemuan pertama kelas Belajar Menulis gelombang 27. Ternyata beliau ini jago membuat dan musikalisasi puisi. Di samping itu beliau juga ahli dalam mendongeng. 
Sang Moderator (Kak Yandri) pun memulai kelas dengan kalimat-kalimat yang indah. Sehingga sangat sayang kalau terlewatkan. Beginilah kutipan kalimatnya. 
"Selamat malam jemari-jemari yang lihai dalam berimajinasi. Para pejuang rindu akan ilmu. Meneguk diantara cangkir-cangkir yang melelehkan jutaan aksara. Muda hingga tua saling bersinergi, bertaut dan berpacu membumikan literasi."

Sepertinya tidak akan ada yang menyangka bahwa ternyata hari ini kali pertama Kak Yandri menjadi moderator. 
Ada pepatah minang yang diterjemahkan oleh sang moderator, di dalamnya tersirat makna masih muda dan belum punya banyak pengalaman. Harus banyak belajar, belajar dan terus belajar, karena sejatinya. Setiap pengalaman membuat kita tumbuh.

"We will never know the real answer before we try." (kita tidak akan pernah tahu hasilnya sebelum kita mencoba) begitu kata sang moderator

Tidak berlama-lama, sang moderator pun memperkenalkan narasumber dengan memberikan tautan CV beliau berikut ini. https://widyabisma.blogspot.com/2022/01/my-wonderfull-live.html

Materi yang beliau sampaikan hari ini yaitu tentang Mengelola Majalah Sekolah. 
Tentunya semakin penasaran untuk mengetahui caranya. Benar-benar tertarik sekali dengan materi ini. Namun sebelum itu kita harus tahu dulu makna dari Majalah Sekolah. 
Adapun narasumber menyampaikan tentang SELUK BELUK MAJALAH. 

Menurut KBBI, Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca.

Berdasarkan Waktu penerbitannya, majalah dibedakan atas: majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya. 

Berdasarkan isinya dibedakan atas: majalah berita, anak-anak, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya. 

Nah, langsung saja ke langkah-langkah memulai/menerbitkan Majalah Sekolah. Berikut ini tips dari narasumber. 
1. Menyatukan ide dan gagasan.
Pertama-tama kita harus mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Carilah yang memiliki ide dan gagasan yang sama supaya mudah disatukan. Kemudian bentuklah susunan redaksi majalahnya. 
Sebagai catatan, kita harus peka dalam mencari teman yang memiliki jiwa literasi, karena ini modal awal untuk membentuk crew majalah. 
2. Mengajukan Proposal.
Buatlah proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya. 

3. Membuat rancangan majalah.
Tentukanlah nama majalah, isi berita, pendanaan dll. 

4. Mencari rekanan pendukung. 
Carilah percetakan, sponsor dan lainnya yang dapat mendukung majalah sekolah. 

Supaya makin termotivasi, Narasumber juga membagikan manfaat dari Majalah Sekolah sebagai berikut. 
Di samping manfaat, ada Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerbitkan majalah.

1. Membuat nama majalah. 
Buatlah nama yang unik, menarik dan mudah diingat.
Bisa juga membuat nama majalah berupa singkatan nama sekolah, atau kata-kata yang menginspirasi.
Contoh : SMART, MUTUALISTA, KONTAK, CAHAYA.

Contoh nama Majalah Sekolah yang dibuat narasumber yaitu KHARISMA singkatan dari Khadijah Is My Inspiration.         
                                                                               
2. Menentukan artikel yang akan ditampilkan. 

1)Visi & Misi Sekolah : Visi dan misi sekolah masing-masing dituliskan di halaman ke-2.
2) Salam Redaksi : Kata sapaan pimred pada pembaca, menyampaikan isi majalah secara singkat, tema majalah, kondisi teraktual saat itu.
3) Berita Sekolah : Kegiatan-kegiatan sekolah, misalnya peringatan PHBI-PHBN, kegiatan sekolah dll.
4) Profil Guru : Dimuat secara bergiliran mulai dari kasek, wakasek, guru, staf pendidik. 
5) Profil Siswa Berprestasi: Menampilkan siswa paling berpretasi.
6) Karya Siswa : Menampilkan tulisan siswa, puisi, cerpen, foto hasil karya siswa berupa kerajinan, gambar dll. 
7) Kegiatan Siswa: Kegiatan outingclass, ataupun inclass. Misalnya outbound, praktek di kelas, unjuk kerja, game dll. 
8) Kuiz berhadiah: Disesuaikan dengan jenjang kelas. Untuk SD TTS, tebak gambar, dll. Dan berhadiah.
9) Prestasi Sekolah : menampilkan prestasi terbaru dari guru, siswa, dan sekolah.
10) Info dan pengumuman: Info ujian, libur dsbnya. 

3. Mengajukan ISSBN
4. Menentukan Bahasa yang dipakai dalam majalah
5. Carilah tema dari hal yang sedang tren di kalangan masyarakat luas
6. Cover dan Layout Menarik
7. Pembiayaan
8. Percetakan
Hal lain yang harus diperhatikan adalah memberikan informasi yang up to date

9. Pupuk Kekompakan Team
Mantap sekali materinya benar-benar bermanfaat. Yuk bertahap bisa dipraktikkan jika ingin segera membuat majalah sekolah. 

Berikut ini bagian dari majalah Kharisma buatan narasumber bersama crew-nya. 
Cergam Kharisma yang bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Bisa jadi rekomendasi nih

Salam redaksi berisi sapaan pimpinan redaksi kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat. 

Karya siswa bisa berupa puisi, cerpen dan karya kerajinan. 

Kuis berhadiah bisa berupa Teka-teki silang, tebak gambar dan lain-lain. 

Artikel "Do you know?"  yang memuat pengetahuan umum siswa. Dapat disajikan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mulailah ikuti langkah-langkah yang sudah diberikan narasumber hebat ini. Yuk bersama-sama kita praktikkan. 

Penulis : Gina Dwi Septiani