Senin, 03 Oktober 2022

Resume ke-19 Belajar Menulis @27

Resume ke-19
Gelombang 27
Tanggal : 3 Oktober 2022
Tema : Kisah Perjalanan Keliling Dunia
Narasumber : Taufik Hidayat
Moderator : Lely Suryani
Siapa yang ingin keliling dunia? 

Materi malam ini sangat cocok bagi kalian yang memiliki impian untuk keliling dunia. 

Sebelum mengetahui kisah menarik ini, mari kita mengenal narasumber lebih dekat. 
Narasumber bernama lengkap Taufik Hidayat. Beliau lahir tahun 1961 dan saat ini berprofesi sebagai dosen di sebuah Universitas di Bekasi. Tamat sekolah penerbangan di Curug dan kemudian mengawali karir di dunia penerbangan. Karir ini yang membawanya berkelana ke manca negara dan sudah sekitar 70 negara di pelok dunia sempat dikunjungi.  Pendidikan terakhir adalah di Pasca Sarjana Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia dalam bidang Kajian Timur Tengah dan Islam.
Sampai saat ini sudah beberapa belas buku ditulisnya termasuk 1001 Masjid di 5 Benua yang terbit pada 2015.  Taufik juga hobi menulis dan selain di Kompasiana, YPTD pernah juga menjadi kontributor di Intisari, serta Inflight Magazine Garuda Indonesia, Colours.

Artikel tersebut berisi pengalaman beliau ketika berada salah satu tempat di luar negeri. Nama tempat itu disebut Queentown. Di mana beliau juga mampir ke Fergburger. Kalau dilihat dari namanya sudah jelas di sana tempat menikmati burger. 

Bukan hanya itu, Pak Taufik Uieks begitu narasumber kita dipanggil, membagikan kisah perjalanan ke berbagai pelosok dunia dan sebagian kisahnya diabadikan menjadi buku. 
Gambar di atas adalah foto Masjid Katedral di Minsk Belarus. Pak Taufik ke sana Maret 2018 lalu dalam suasana suhu udara masih sangat dingin yaitu minus 16 derajat Celsius.

Ini sebagian jalan-jalan beliau yang atas bersama suku Masaai di Kenya. Masaai Mara itu tempat safai. Gambar yang tengah Masjdi Qul Syarif di Kazan Tatarstan. Gambar yang kanan atas bukan masjid tapi pemandian air panas di Tblisi Georgia Kaukasus Selatan. Gambar yag bawah kiri bersama almarhum teman beliau yang menjadi syuhafa waktu penembakan di masjid Annur d christchurch di Selandia Baru. Foto itu tahun 2017. Teman beliau meninggal 2018. Gambar yang kanan di depan stasiun metro (MRT) di Kazan. 

Berikut ini perjalanan beliau yang sudah dituliskan menjadi buku. 
Tiga buku di atas berisi tentang masjid-masjid. 
Salah satu contoh ke Argentina, menelusuri masjid besar di Amerika Selatan, tertulis dalam artikel berikut https://www.kompasiana.com/taufikuieks/55112a71a333116542ba7e41/bersama-duta-besar-berkunjung-ke-masjid-terbesar-di-amerika-selatan

Gambar di atas adalah masjid di Baku Azerbaijan. Di sana banyak orang Syiah, sehingga di masjid ini azan dua kali pertama dipimpin Akhun Syiah dan setelah itu azan lagi untuk sunni dipimpin iman. Pak Taufik Hidayat pergi ke Baku sekitar 2017 lalu. 

Gambar di atas adalah Interior Kubah Tokyo Camii di Jepang. Beliau memasukkannya ke jilid 2. Kemudian ada juga tentang masjid di Yangon, Myanmar. Beliau ke sana pada tahun 2014. Berikut ini artikelnya https://www.kompasiana.com/taufikuieks/54f405f3745513972b6c84c6/mengintip-suasana-umat-islam-di-yangon

Pada jilid ketiga, beliau memberikan contoh artikel Masjid Agung Taipei di Taiwan sebagai berikut. https://www.kompasiana.com/taufikuieks/56f4a92fb99373b50f863f4c/dilarang-ngomong-r-di-masjid-agung-taipei

Gambar di atas menunjukkan masjid di Moskwa dan St Petersburg di Rusia. Masjid yang atas itu Masjid Katedral yang lama. Ketika beliau awal datang itu foto 2008 masih ada yang lama. Kemudian tahun 2013 beliau datang kembali, ternyata sudah hampir jadi yang baru dan diresmikan Putin tahun 2015.


Gambar di atas adalah masjid-masjid di Tiongkok. Sebelah kiri atas tukang sate suku Uyghur di Tianjin. Terus Masjid di Quanzhou yang ada Gus Dur. Terus masjid di Nanjing, Xiamen dan Beijing

Berikut ini artikel ketika Pak Taufik bertemu Gus Dur dukung Masjid Quanzhou https://www.kompasiana.com/taufikuieks/551883f8a33311a107b663a8/ketemu-gus-dur-di-masjid-qingjing-quanzhou

Quanzhou itu kota di provinsi Fujian, katanya leluhur Gus Dur dari sana. Entah serius ataupun becanda. 

Narasumber hebat malam ini, Pak Taufik pun menjawab beberapa pertanyaan dari para peserta kelas belajar menulis. 

Bagaimana trik menuliskan pengalaman berwisata menjadi suatu kisah perjalanan? 
1. Berusahalah untuk mendokumentasikan setiap momen menarik tentang tempat wisata yang dikunjungi. 

2. Tuliskanlah langsung kisah perjalanan yang dialami supaya hasil tulisannya masih diingat dan terungkapkan sesuai dengan keadaan saat itu. 
Akan tetapi kalau fotonya sudah lama, kalian bisa menambahkan kisahnya dari brosur wisata, cerita pemandu wisata. Wawancara atau informasi apa saja supaya berwarna dan menarik. Seperti kisah ke masjid quanzhou, Pak Taufik bertemu imamnya yang punya anak kecil. Beliau mewawancarai beliau dengan bahasa arab walau saya hanya bisa sedikit. 

Memasuki sesi kedua kelas Pak Taufikuieks sebagai narasumber membagikan berbagai pengalaman beserta artikelnha sebagai berikut. 
Dalam buku di atas beliau menuliskan perjalanan beliau berkunjung ke mausoleum Lenin di Moskwa, Mausoleum Ho Chi Min di Hanoi dan lain-lain. Beliau juga pergi ke puluhan negara dan mengunjungi makam membuat kita menjadi lebih terbuka melihat budaya dan sistem kehidupan di suatu tempat. 

Berikut ini kisah makam kosong di Hiroshima

Menurut beliau dengan melakukan perjalanan ke makam, kita bisa mengenal budaya seperti di Jepang, beliau jadi mengetahui perbedaan makam merah dan hitam. Lihatlah artikel ini https://www.kompasiana.com/taufikuieks/581c6b71d99373e17af4c4ee/merah-dan-hitam-antara-hidup-dan-mati-di-kuburan-jepang?page=2&page_images=7


Tahukah kalian ternyata Pak Taufik juga pernah di Brunei sejak 1997 sampai 2016. Beliau sampai membuat sebuah novel berjudul Cinta ku Terpateri di Perahu Mahligai. 
Perahu Mahligai itu perahu batu di laguna (danau) masjid Sultan Omar Ali Syifuddin (ayah Sultan Bolkiah)

Pak Taufik pun pernah mampir ke mesir maroko rwanda kenya tanzania zanzibar dan lain-lain. Beliau teringat dengan kopi rwanda. 
Ini kisah dari Rwanda, tentang suku Hutu dan Tutsi yang saling bunuh karena politik. 



Pak Taufik pun membagikan kisah ke berbagai negara eks soviet, negeri yang dulu adalah raja komunis. Ternyata banyak hal positif dari sistem komunis yang masih ada di sana. 

Gambar di atas adalah jilid 2 tentang Azerbaijan, Georgia, Armenia,  jilid 3 tentang Lativia dan Belarusia. 
Berikut ini artikel tentang perjalanan bus setan merah diablo rojo di Panama. 

Wah, ada jelajah ke Turki. Destinasi wisata yang ingin dikunjungi oleh saya dan suami. Semoga suatu hari bisa ke sana. 
Kisah lain lagi tentang Istanbul berikut ini
1. Makam

2. Cerita Hagia Sofia

Saking banyaknya pengalaman beliau, tidak terasa sampai di penghujung kelas malam ini. Walau belum terkunjungi artikel perjalanan beliau di atas. Setidaknya bisa menjadi referensi bahkan rekomendasi untuk tour keliling dunia seperti beliau. 
Yakinlah kalian bisa melakukan suatu perjalanan ke mana pun. Tuliskanlah kisah perjalanan yang kalian lakukan. Yuk, terus menulis. 

Penulis : Gina Dwi Septiani

5 komentar: